Bank sentral dapat menaikkan suku bunga acuan tiga kali pada tahun depan.
Washington (ANTARA) - Federal Reserve AS pada Rabu (15/12) mengumumkan pengurangan dari program pembelian aset bank sentral lebih cepat yang dimulai pada Januari di tengah meningkatnya inflasi.

"Ketidakseimbangan pasokan dan permintaan terkait dengan pandemi dan pembukaan kembali ekonomi terus berkontribusi pada peningkatan inflasi," demikian pernyataan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), komite pembuat kebijakan Fed, setelah pertemuan kebijakan 2 hari.

Mengingat perkembangan inflasi dan peningkatan lebih lanjut di pasar tenaga kerja, komite memutuskan untuk mengurangi laju bulanan pembelian aset bersih sebesar 20 miliar dolar AS untuk sekuritas obligasi pemerintah dan 10 miliar dolar AS untuk sekuritas yang didukung hipotek agensi, dimulai dengan jadwal pembelian pertengahan Januari.

"Komite menilai bahwa pengurangan serupa dalam laju pembelian aset bersih kemungkinan akan sesuai setiap bulan. Kendati demikian, siap untuk menyesuaikan laju pembelian jika dijamin oleh perubahan prospek ekonomi," kata pernyataan itu.

The Fed di awal November setuju mengurangi program pembelian aset bulanan 120 miliar dolar AS sebesar 15 miliar dolar AS.

Pengumuman pada hari Rabu (15/12) menempatkan bank sentral di jalur untuk mengakhiri pembelian aset pada bulan Maret, atau lebih awal dari yang diperkirakan pada bulan Juni.

"Kami secara bertahap menghentikan pembelian kami lebih cepat karena dengan tekanan inflasi yang meningkat dan pasar tenaga kerja yang menguat dengan cepat, ekonomi tidak lagi membutuhkan peningkatan jumlah dukungan kebijakan," kata Ketua Fed Jerome Powell, Rabu (15/12) sore dalam sebuah konferensi pers virtual.

Selain itu, kata Powell, penyelesaian yang lebih cepat dari pembelian aset pihaknya akan memosisikan kebijakan dengan lebih baik untuk menangani berbagai hasil ekonomi yang masuk akal.

Selama beberapa minggu terakhir, sejumlah pejabat Fed dan ekonom telah mendesak bank sentral untuk mempercepat laju tapering guna memberikan lebih banyak kelonggaran buat menaikkan suku bunga lebih cepat di tengah tekanan inflasi.

Indeks harga konsumen (IHK) naik 6,8 persen pada bulan November dari tahun sebelumnya, laju tahunan tercepat dalam hampir 40 tahun, menurut Departemen Tenaga Kerja AS.

Proyeksi suku bunga rata-rata pejabat Fed yang dirilis pada hari Rabu (15/12) menunjukkan bahwa bank sentral dapat menaikkan suku bunga acuan tiga kali tahun depan, bertambah dari hanya satu kenaikan suku bunga yang diproyeksikan pada bulan September.

Pejabat Fed juga memperkirakan ekonomi AS tumbuh 5,5 persen pada tahun 2021, atau lebih rendah dari perkiraan 5,9 persen pada bulan September.

The Fed telah berjanji untuk mempertahankan suku bunga dana federal tidak berubah pada level rekor terendah mendekati nol sejak awal pandemi.

"Halangan untuk kenaikan suku bunga sekarang terletak tepat di pasar tenaga kerja dengan pernyataan yang menunjukkan bahwa ambang inflasi, bahkan di bawah rezim fleksibel baru Fed telah terpenuhi," kata Sarah House dan Michael Pugliese, ekonom di Wells Fargo Securities, Rabu (15/12), dalam sebuah analisis.

"Perkiraan pasar selama 2 tahun ke depan kira-kira sejalan dengan proyeksi median untuk enam kenaikan suku bunga kumulatif hingga akhir tahun 2023. Akan tetapi, di luar itu pasar memperkirakan untuk pengetatan tambahan yang sangat sedikit," demikian catat mereka.

Baca juga: Saham Asia melemah tertekan penyebaran Omicron, jelang keputusan Fed

Baca juga: Rupiah menguat seiring fokus pasar tertuju pada tapering The Fed

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021