saat ini dalam satu harinya terdapat jutaan serangan ke sistem digital baik yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri.
Solo (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Nizam menyebut Indonesia butuh banyak sumber daya manusia (SDM) di bidang cyber security atau keamanan digital menyusul kenaikan aktivitas masyarakat yang memanfaatkan teknologi.

"Selama pandemi ini kita berpindah dunia ke dunia maya, kerja daring, belajar daring, transaksi banyak memanfaatan teknologi sehingga penjahatnya pun pindah ke daring atau kita kenal dengan cyber crime," katanya pada peresmian Cyber Security Hub yang dikelola oleh Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta di Solo Technopark (STP), Kamis.

Ia mengatakan saat ini dalam satu harinya terdapat jutaan serangan ke sistem digital baik yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri.

"Sekarang kita sudah beralih dunia maya, pengguna internet sudah di atas 170 juta, tahun ini bisa mencapai 200 juta pengguna, hampir semua orang pakai, di mana kita transaksi, komunikasi (menggunakan digital). Itu baru individu, belum perbankan, pemerintahan, industri. Tentu penjahat yang pindah ke dunia maya akan banyak beroperasi, makanya butuh polisi," katanya.

Menurut dia, dibutuhkan ahli dan pakar di bidang ini. Bahkan, satu perusahaan saja membutuhkan banyak SDM di bidang ini. Meski demikian, di sisi lain suplai para ahli dan pakar di bidang cyber security ini sangat terbatas.

"Makanya dibutuhkan pelatihan dan penyiapan ahli dan pakar cyber security, karenanya kehadiran cyber security hub ini diharapkan bisa jadi pusat mengembangkan talenta-talenta SDM di bidang cyber security, termasuk riset di bidang ini," katanya.

Sementara itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan belum lama ini Pemerintah Kota Surakarta sudah berkali-kali menjadi korban peretasan.

"Yang terakhir di salah satu akun sosial media kami sehingga cyber security ini jadi hal yang penting, krusial terutama terkait pengamanan data-data kami. Apalagi di pemkot datanya sensitif dan melibatkan banyak orang, data harus kita keep dengan sangat baik, jangan sampai data-data yang sensitif ini disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak baik," katanya.

Rektor UNS Surakarta Jamal Wiwoho mengatakan keamanan data pribadi merupakan hal yang penting diperhatikan.

"Dalam konteks kekinian, cyber security itu jadi alat. Di samping untuk kemajuan juga untuk kita sendiri harus bisa meng-keep informasi agar tidak disalahgunakan oleh pihak lain yang punya kepentingan," katanya.
Baca juga: BSSN: Pertumbuhan UMKM digital perlu dibarengi ilmu keamanan siber
Baca juga: Survei: Kejahatan siber bisa datang dari perangkat IoT non-bisnis
Baca juga: Digitalisasi di Asia Tenggara dibayangi serangan siber

 

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021