Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University Prof Rokhmin Dahuri mengatakan hasil-hasil riset yang dilakukan perguruan tinggi pada bidang perikanan hendaknya berorientasi pada industri.

“Jangan berhenti pada tahap penemuan atau sekedar purwarupa saja, tetapi dapat dimanfaatkan industri dan juga masyarakat,” ujar Rokhmin di Jakarta, Kamis.

Dalam hal ini, perlu adanya peran pemerintah dalam mempertemukan hasil riset bidang perikanan dengan pihak industri, agar industri tidak bergantung pada sektor impor. Hasil penelitian tersebut harus dapat menjadi inovasi. Sektor perikanan memiliki peluang yang sangat besar di Tanah Air, seiring meningkatnya angka konsumsi dan daya beli masyarakat.

CEO dan Cofounder eFishery, Gibran Huzaifah, mengatakan kehadiran teknologi dalam bidang perikanan dapat membuka kolaborasi. Jumlah pembudidaya yang telah bergabung dalam ekosistem eFishery mencapai 27.000 orang. Angka ini meningkat 1.074 persen dibandingkan jumlah pembudidaya yang menggunakan layanan eFishery di 2020.

“Inovasi yang dihasilkan teknologi itu membuka akses kepada seluruh pelaku usahanya dan menciptakan value bersama-sama. Kalau tahun ini kami bisa merangkul 27.000 pembudidaya, tahun depan kami bidik 200.000 pembudidaya yang tersebar di 250 kabupaten/kota bisa bergabung dalam ekosistem kami,” kata Gibran.

Perusahaan eFishery merupakan perusahaan rintisan pada bidang akuakultur. Dengan semakin bertambahnya jumlah pembudidaya ikan dan udang yang menggunakan teknologi eFishery, Gibran menyebut perputaran ekonomi di sektor perikanan budidaya maupun industri pendukungnya semakin meningkat.

Sebut saja jumlah pakan ikan yang didistribusikan eFishery kepada pembudidaya melalui fitur Kasih, Bayar Nanti atau Kabayan. Fitur itu diberikan kepada para pembudidaya berbentuk modal pakan, yang dapat dibayarkan oleh pembudidaya setelah menikmati hasil panen.

Fitur itu juga menggandeng sejumlah financial institute untuk memberikan pinjaman modal kepada pembudidaya. Sejak Kabayan pertama kali diperkenalkan pada 2020 lalu, Gibran mencatat jumlah petani yang memanfaatkan kemudahan dalam membeli pakan tersebut mencapai 6.000 orang dengan total jumlah pakan yang disalurkan mencapai 25.000 ton atau setara Rp400 miliar.

“Tahun depan, kami targetkan jumlah pembudidaya yang memanfaatkan Kabayan sebanyak 30.000 orang, dengan total pembiayaan mencapai Rp 1,3 triliun dan jumlah pakan yang disalurkan sebanyak 100.000 ton,” terang dia.

Baca juga: Badan Riset-SDM KKP ungkap kajian dukung penangkapan terukur

Baca juga: Menteri Trenggono dorong Universitas Andalas perkuat riset dan inovasi


Pewarta: Indriani
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021