Uji Dinamis merupakan salah satu rangkaian dari pilot project guna mengurangi penggunaan solar bersubsidi
Jakarta (ANTARA) - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan uji dinamis teknologi gas alam cair sebagai bahan bakar pada kereta api yang akan dipakai untuk melayani penumpang trayek Jakarta-Surabaya.
 
"Uji Dinamis merupakan salah satu rangkaian dari pilot project guna mengurangi penggunaan solar bersubsidi," kata Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
 
Sinergi perusahaan pelat merah pada konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas alam cair ini menggunakan sistem diesel dual fuel (DDF), sehingga kereta yang awalnya berbahan bakar solar menjadi beroperasi dengan campuran dua bahan bakar gas dan solar.
 
Gas digunakan sebagai bahan bakar utama, sedangkan solar sebagai pemantik api dan membantu dalam lubrikasi serta pendingin ruang bakar.
 
Sebelum melaksanakan uji dinamis, kata Heru, pihaknya telah melakukan uji statis pada kereta pembangkit saat mesin dalam keadaan diam.
 
Hasil uji statis menunjukkan bahwa adanya efisiensi kinerja mesin yang lebih baik jika dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar solar.
 
“Keberhasilan uji coba statis akan didukung dengan pelaksanaan uji coba dinamis. Operasional mesin diuji pada kondisi yang sebenarnya dengan tujuan untuk mengkonfirmasi hasil dari uji statis dan menguji ketahanan sistem DDF di kondisi operasional," jelas Heru.
 
Terdapat beragam manfaat bahan bakar gas pada kereta api, di antaranya efisiensi biaya bahan bakar, biaya pemeliharaan mesin menjadi lebih rendah, utilisasi angkutan barang, hingga potensi pemanfaatan lahan stasiun milik KAI untuk pemanfaatan energi ramah lingkungan.
 
"Penggunaan bahan bakar gas diharapkan bisa merealisasikan efisiensi biaya dan menunjang operasional serta memberikan manfaat bagi masyarakat pengguna transportasi," kata Heru.
 
PGN dan KAI terus berkoordinasi untuk mendapatkan permintaan kebutuhan gas alam cair dan skema logistik yang paling efisien di wilayah selatan Jawa.
 
Rencana kota yang dilayani, antara lain Kabupaten Klaten, Kabupaten Karang Anyar, dan Yogyakarta dibagi dalam dua tahap.
 
Saat ini, PGN telah mengidentifikasi empat titik serah dalam pengangkutan gas alam cair ke daerah Pulau Jawa bagian selatan sebagai quick win. Isotank gas alam cair yang akan dipakai berukuran 20 kaki bersumber dari Teluk Lamong di Surabaya.
 
“Kami optimistis penggunaan gas sebagai bahan bakar kereta api dapat memberikan benefit bagi KAI dan PGN Group, terutama mendukung pemerintah dalam mengurangi impor bahan bakar minyak," pungkas Heru.

Baca juga: PGN optimalkan pemanfaatan gas bumi di masa transisi energi
Baca juga: Kilang Cilacap akan bangun terminal gas alam cair beroperasi 2023
Baca juga: KAI siap operasikan KA sesuai prokes pada Natal dan Tahun Baru

 

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021