Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Jepang jatuh pada perdagangan sesi pagi Jumat, terseret oleh saham teknologi kelas berat, di tengah kehati-hatian tentang kenaikan suku bunga setelah Federal Reserve AS menunjukkan langkah hawkish, sementara kekhawatiran varian virus corona Omicron memukul saham terkait perjalanan.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) merosot 0,92 persen menjadi 28.799,60 poin pada istirahat tengah hari, setelah naik lebih dari 2,0 persen di sesi sebelumnya. Indeks diperkirakan akan membukukan kenaikan mingguan sekitar 1,27 persen.

Sementara itu Indeks Topix yang lebih luas tergelincir 0,7 persen menjadi diperdagangkan di 1.998,96 poin, dan berada di jalur untuk kenaikan 1,19 persen untuk minggu ini.

"Penurunan hari ini adalah reaksi alami terhadap pengetatan moneter The Fed. Pasar melonjak kemarin karena mereka yang telah menjual saham Jepang membeli kembali saham," kata Analis Pasar Senior Matsui Securities, Tomoichiro Kubota.

"Menjelang akhir tahun, sebagian besar investor akan tetap berhati-hati tentang pengetatan moneter."

Baca juga: Saham Jepang ditutup melonjak, Nikkei catat kenaikan terbesar 7 minggu

Pada Rabu (15/12/2021), The Fed mengatakan akan mempercepat pengurangan stimulus pembelian obligasi untuk mengakhiri program pada Maret, menyiapkan kenaikan suku bunga tiga perempat poin tahun depan.

Bank sentral Inggris (BoE) semalam juga mengejutkan pasar dengan menjadi bank sentral global besar pertama yang menaikkan suku bunga.

Di Jepang, saham teknologi mengikuti penurunan tajam Nasdaq semalam, dengan Tokyo Electron yang terkait chip memimpin penurunan Nikkei, kehilangan 1,96 persen. Produsen AC Daikin Industries merosot 2,17 persen dan investor teknologi SoftBank Group jatuh 1,42 persen.

Saham-saham terkait perjalanan terpukul setelah laporan tentang kasus pertama infeksi Omicron yang didapat di dalam negeri.

Maskapai penerbangan dan kereta api masing-masing kehilangan 1,22 persen dan 1,1 persen. Oriental Land, operator Tokyo Disney Resort, anjlok 3,2 persen.

Mitsui & Co menguat 1,58 persen, naik paling tinggi di antara 30 saham inti Topix, diikuti oleh Seven & i Holdings yang terangkat 1,25 persen.

Hoya Corp terpuruk 3,90 persen, merupakan saham berkinerja terburuk di antara 30 saham teratas Topix.

Baca juga: Saham Jepang menguat karena keputusan Fed tingkatkan selera risiko

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021