Jakarta, 19/5 (ANTARA) - Industri spa di Indonesia terus mengalami kemajuan signifikan. Hal ini dikatakan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Ir. Jero Wacik, SE dalam acara Global Spa Summit di Nusa Dua, Bali, Senin (16/5).

     "Indonesia termasuk tiga negara di kawasan Asia yang memiliki perkembangan industri spa yang cukup meningkat, di bawah India dan China. Tahun 2010, spa Indonesia tumbuh 7%, hampir menyamai pertumbuhan spa di China yang sebesar 8% dan India 11%, "katanya.

     Menbudpar menambahkan, industri spa tidak dapat dipisahkan dari pariwisata di Indonesia sehingga tidak dipungkiri industri spa juga menyumbang keuntungan ekonomi bagi Indonesia. Kami memang belum tahu persis jumlah spa, tenaga kerja yang terserap, dan berapa besar yang telah disumbangkan ke perekonomian."Tapi saya yakin cukup signifikan. Kami akan segera melakukan pendataan untuk melihat sejauh mana industri itu menyumbang pemasukan dari total pendapatan yang diterima di industri pariwisata yang bernilai US$7-8 miliar," kata Menbudpar.

     Menbudpar juga mengatakan akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas industri spa di Indonesia agar bisa menjaring lebih banyak wisatawan. Sebagai langkah awal, akan dilakukan upaya peningkatan SDM industri spa, mengembangkan kerjasama dengan pemerintah daerah, dan membuat kode etik mengenai spa. "Bahkan jika perlu kita ciptakan kode etik untuk mengatur profesionalitas usaha ini," jelas Menbudpar.

     Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Sapta Nirwandar yang mendampingi Menbudpar mengatakan, penetapan kode etik mengenai spa dirasa cukup penting. "Kode etik itu cukup penting di Tanah Air untuk menghidari pencitraan buruk usaha spa yang selama ini cukup melekat. Kita yang memiliki kekayaan rempah-rempah untuk spa juga wajib memperkenalkan spa di tingkat dunia," kata Sapta.

     Sementara itu menurut Jeff Matthews, Co-Chair of The 2011 Summit, industri spa di Indonesia terus berkembang. Dia juga mengatakan, bisnis modern spa pertama kali dikembangkan di wilayah Asia Tenggara. "Berdasarkan data yang kami miliki, perputaran uang dalam industri spa di seluruh dunia adalah sebesar US$260 miliar, " katanya.

     Ini adalah pertama kalinya Bali menjadi tuan rumah Global Spa Summit (GSS). GSS 2011 yang bertajuk "Engange the Change: the Customer, the Money, the Future". Acara ini menjadi ajang pertemuan internasional tahunan para eksekutif dan pemimpin industi spa kelas dunia yang fokus memajukan sektor spa dan kesehatan (wellness). Pesertanya sebanyak 296 orang yang berasal dari 38 negara di seluruh dunia.

     Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Ka.Pusformas Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata

 


Pewarta: Masnang
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011