Jakarta (ANTARA News) - Nokia akan berhenti menggunakan merk Ovi untuk menjual musik, permainan, dan aplikasi ponselnya.

Produsen ponsel itu mengatakan berencana membubarkan proyek berusia empat tahun itu dan akan menawarkan layanan-layanan di bawah nama Nokia di masa mendatang, menurut sebuah laporan yang ditulis BBC baru-baru ini.

Pada beberapa hari lalu, kritikus menyatakan bahwa Ovi sudah "cacat sejak dalam kandungan", dibuat tergesa-gesa sebagai reaksi keberadaan toko aplikasi dan iTunes Apple.

Namun, pada 2011, basis pengguna di seluruh dunia telah mengunduh rata-rata lima juta produk setiap harinya dari jaringan Ovi.

Perubahan itu diumumkan di blog Ovi Nokia oleh editor Pino Bonetti.

Dia menulis,"Alasan utama dari perubahan ini adalah agar kami bisa meningkatkan nilai tinggi dari merk induk Nokia untuk dukungan lebih baik rencana-rencana di masa datang dalam memberikan peran dan pengalaman mobile menarik secara global."

Mr Bonetti menyakinkan pengguna bahwa perubahan dalam layanan ini hanya dalam hal nama saja.

Pengamat industri mengatakan bahwa masuk akal bagi Nokia untuk menanggalkan merk Ovi menyusul kesepakatannya dengan Microsoft untuk menggunakan Windows pada ponsel pintarnya.

"Masalahnya adalah mereka menciptakan satu merk untuk sesuatu yang tidak membutuhkan merk (baru)," kata Stuart Miles, editor Pocketlint.com.

"Dengan beralih ke Windows Phone 7 mereka tidak mungkin mempertahankan Ovi store. Itu akan sangat membingungkan..."  

Windows Phone Microsoft sudah menyediakan pengguna untuk mengunduh aplikasi melalui toko yang sudah didedikasikan.

Meskipun Nokia berencana untuk menggunakan platform itu pada semua ponsel pintarnya nanti, mayoritas handset buatannya sekarang menjalankan sistem Nokia sendiri, sistem operasi yang kurang canggih.

Software untuk mereka akan terus tersedia melalui platform Ovi namanya, mengakibatkan beberapa analis mempertanyakan apakah setup baru nanti akan menjadi lebih sederhana.

"Jika anda akan meninggalkan Ovi, saya membayangkan anda memiliki satu toko aplikasi yang ditawarkan oleh dua perusahaan," kata Dr Windsor Holden, seorang analis telekomunikasi di Juniper Research.

"Itu tampaknya cara yang sangat aneh untuk saat ini," dia menambahkan.

Nokia telah dipaksa untuk memikirkan kembali strateginya dalam beberapa tahun terakhir karena merasakan tekanan dari produsen-produsen saingan.

Pangsa pasar Nokia secara global turun dari 33 persen pada April 2010 menjadi hanya 29 persen pada April 2011, menurut Strategy Analytics.

Dalam bisnis intinya, Nokia menghasilkan produk-produk low-end, handset sederhana, persaingan datang dari perusahaan seperti Samsung, yang baru saja mengalahkan perusahaan Finlandia itu dalam penjualan ponsel di Eropa Barat.

Penurunan lebih tajam bagi Nokia terjadi pada segmen ponsel pintar yang tumbuh cepat, dengan iPhone Apple dan perangkat Android Google mengikis dominasi panjang Nokia di masa lalu.

Menurut data dari IDC, pangsa pasar smartphone Nokia jatuh dari 57 persen pada 2009 menjadi hanya 20,8 persen pada 2011.

Dalam upayanya membalikkan keadaan, Nokia mengumumkan satu aliansi strategis dengan Microsoft pada Februari lalu.

Nokia mengatakan bahwa akan ada pemangkasan besar tenaga kerja akibat kesepakatan tersebut.

(S026/B010)

Penerjemah: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011