New York (ANTARA) - Dolar AS naik pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena investor mundur dari mata uang berisiko di tengah pembicaraan tentang kenaikan suku bunga oleh para gubernur bank sentral dan kekhawatiran tentang penyebaran kasus Omicron.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik hampir 0,6 persen dalam perdagangan sore di New York, menutup semua nilai yang telah hilang pada Kamis (16/12/2021) menyusul serangkaian pernyataan kebijakan bank-bank sentral.

Euro dan pound Inggris masing-masing turun 0,6 persen dan 0,5 persen, setelah membukukan kenaikan dua hari sebelumnya. Euro berdiri di 1,1257 dolar AS dan pound di 1,3253 dolar AS pada pukul 18.47 GMT.

Mata uang terkait komoditas, termasuk dolar Australia dan Kanada, juga kehilangan nilainya karena harga minyak mentah turun 2,0 persen di tengah kekhawatiran bahwa varian Omicron akan mengurangi permintaan.

Aussie melemah 0,6 persen menjadi 0,7138 dolar AS. Dolar menguat 0,7 persen terhadap loonie (dolar Kanada) menjadi 1,2862 per dolar AS.

Dolar datar terhadap yen Jepang.

Risiko infeksi ulang dengan varian virus corona Omicron lebih dari lima kali lebih tinggi daripada varian Delta dan tidak menunjukkan tanda-tanda lebih ringan, sebuah studi baru dari Inggris menunjukkan. Temuan ini dirilis ketika negara-negara Eropa mempertimbangkan pembatasan perjalanan dan sosial lebih lanjut.

Di Amerika Serikat, Gubernur Federal Reserve Chris Waller mengatakan kenaikan suku bunga kemungkinan akan dijamin "tidak lama setelah" Fed mengakhiri pembelian obligasi pada Maret.

Sebelumnya, presiden Fed New York John Williams, mengatakan kepada CNBC bahwa The Fed akan mendapatkan "opsionalitas" untuk menaikkan suku bunga pada tahun 2022 dengan mengakhiri pembelian obligasi pada Maret.

Pedagang membandingkan perubahan suku bunga di seluruh mata uang ketika bank-bank sentral bergerak dengan kecepatan berbeda untuk menyesuaikan kebijakan moneter dalam menghadapi tanda-tanda peningkatan inflasi yang terus-menerus tinggi dan ancaman Omicron.

Selisih antara imbal hasil sekuritas pemerintah dua tahun Amerika Serikat dan Jerman melebar sepanjang hari ke kesenjangan terbesar dalam seminggu dan mencerminkan kelemahan euro.

Beberapa analis telah memperingatkan agar tidak terlalu banyak membaca perubahan nilai tukar pada tahap ini.

Dengan adanya pertemuan bank-bank sentral, "kami pikir akan ada sedikit nilai informasional dalam aksi harga dalam beberapa hari mendatang," ahli strategi di TD Securities mengatakan dalam sebuah catatan kepada klien pada Kamis (16/12/2021).

"Dolar AS dapat berkonsolidasi hingga akhir tahun karena pasar valas bekerja dari beberapa posisi/nilai sisa yang berlebihan," tambah mereka.

Indeks dolar, di 96,5240, naik sekitar 8,0 persen sejak Mei.

Di antara mata uang kripto, bitcoin tergelincir 2,0 persen menjadi 46.762 dolar AS.

Baca juga: Dolar AS sedikit melemah dipicu langkah-langkah kebijakan bank sentral
Baca juga: IMF: Utang global 2020 capai rekor 226 triliun dolar di tengah pandemi
Baca juga: Dolar stabil di Asia, fokus beralih ke pertemuan bank sentral lain

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021