Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan negara melindungi ormas keagamaan karena Indonesia merupakan negara yang agamis dan demokratis.

Mahfud MD saat memberi sambutan pada Pembukaan Muktamar IV Wahdah Islamiyah secara virtual di Jakarta, Minggu, lanjut menerangkan negara tidak pernah melarang pembentukan dan aktivitas organisasi keagamaan.

“Di Indonesia sangat banyak ormas Islam seperti Muhammadiyah, NU, Wahdah Islamiyah, Nahdlatul Wathon, Alwashliyah, Persis, Al-Irsyad dan sebagainya. Di sini banyak sekolah Islam dan majelis taklim yang setiap hari menyelenggarakan pendidikan dan pengajian dimana-mana. Tidak ada yang dilarang," sebut Mahfud sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu.

Ia menyampaikan organisasi keagamaan di Indonesia cenderung bebas menggelar berbagai kegiatan misalnya pertemuan dan pengajian. Jika dibandingkan dengan situasi di Arab Saudi, situasinya tidak sebebas di Indonesia, sebut Mahfud.

Baca juga: Muktamar IV Wahdah Islamiyah akan dihadiri Wakil Presiden RI

Dalam kesempatan yang sama, Mahfud juga membantah adanya kriminalisasi ulama di Indonesia.

Ia menyampaikan ulama yang kena kasus hukum karena mereka memang diyakini melakukan tindak pidana.

“Ada puluhan ribu ulama di Indonesia, coba hitung dengan jari siapa yang dikriminalisasi selain yang memang terbukti melakukan tindak kriminil?” kata Mahfud.

"Sebaliknya coba lihat, penghuni penjara di Indonesia ini 263 ribu lebih, ada berapa ulama yang dikriminalisasi di sana,” sambung dia.

Menko Polhukam RI lanjut berpesan kepada seluruh anggota Wahdah Islamiyah untuk selalu menjaga keutuhan Pancasila dan persatuan NKRI.

Ia menerangkan berdirinya NKRI yang menjadikan Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil kesepakatan luhur bangsa untuk hidup bersama-sama.

Mahfud juga yakin pemimpin Wahdah Islamiyah punya komitmen yang sama menjaga Pancasila dan NKRI.

Pasalnya, Mahfud mengaku telah mengenal baik Zaitun sejak ia menjadi aktivis MUI sampai ia aktif di Majelis Ulama Muda Indonesia (MUMI).

“Zaitun Rasmin itu kritis tetapi dirinya maupun Wahdah Islamiyah yang dipimpinnya berjiwa NKRI yang berdasar Pancasila. Itu yang tertulis di berbagai dokumen maupun dari pernyataan-pernyataannya,” ujar Mahfud.

Wahdah Islamiyah merupakan organisasi Islam yang semula bernama Yayasan Fathul Muin. Organisasi itu, yang berdiri sejak 1988, berpusat di Makassar.

Organisasi itu saat ini bergerak di bidang pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemanusiaan.

Baca juga: Menkopolhukam dengar saran kelompok agama terkait penanganan COVID-19

Baca juga: Mahfud minta Baznas ikut mengentaskan kemiskinan di perbatasan




 

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2021