Jakarta (ANTARA) - Kesehatan mental anak-anak di masa pandemi seringkali luput dari perhatian, terutama dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di era kenormalan baru yang memberikan banyak tantangan kepada anak usia sekolah, demikian Psikolog dan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya, Reneta Kristiani, M.psi.
 
Menurut hasil penelitian Mental Health First Aid USA pada 2021 menyebutkan satu dari lima anak berusia 13-18 tahun (22 persen) mengalami gangguan kesehatan mental yang parah di beberapa titik selama hidup mereka.
 
Pada rentang usia tersebut merupakan usia anak didik yang kini tengah menjalani KBM baik dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ), pembelajaran tatap muka (PTM) Terbatas maupun campuran.

Baca juga: Vaksinasi harapan baru pelaksanaan KBM tatap muka

Faktanya PJJ selama pandemi saat ini berdampak pada aspek psikososial murid. Mulai dari perasaan bosan, khawatir, burn out sampai learning loss.
​​
Dalam mendampingi anak-anak dalam proses peralihan metode belajar, orang tua dan guru bisa melakukan "Mental First Aid Kit", yakni Look, Listen dan Link.
 
"Ketiga tahapan tersebut menjadi tanggung jawab sekolah (guru), orangtua dan siswa yang merupakan sistem (The Teaching Triangle). Setelah melakukan pengamatan pada murid, maka selanjutnya adalah 10 langkah pertolongan Mental First Aid," kata Reneta dalam webinar persembahan Satkaara Berbagi berkolaborasi dengan Rumah Guru BK, dikutip Senin.
 
10 langkah pertolongan Mental First Aid meliputi : Bersiap-siaplah, Perhatikan, Mendengar dan menyimak, Bertanya, Memberikan respons yang empatik, Belajar, Hadir, Tunjukkan kepedulian dan kasih yang tanpa syarat, Rujuk untuk mendapatkan bantuan profesional serta Menjaga kesehatan mental diri sendiri.
 
"Kerjasama antara The Teaching Triangle diperlukan dalam menerapkan Mental First Aid Kit yang nantinya akan menghasilkan perubahan baik First Order Change maupun Second Order Change demi KBM dengan kesehatan mental murid yang tetap terjaga," ujarnya.
 
Perubahan kecil namun dilakukan terus menerus dan konsisten disebut First Order Change.

Dalam KBM biasanya diwujudkan dengan Kelas lebih kecil, Jam belajar berkurang/bertambah, pendampingan dari guru dan orangtua saat KBM berlangberla

Adapun Second Order Change adalah perubahan mendasar yang bersifat transformasional. Misalnya dengan menerapkan strategi belajar baru, filosofi dan metode pengajaran baru serta perubahan relasi.
 
"Para guru dan orangtua jangan hanya berfokus pada apa yang dihasilkan murid. Yang lebih penting adalah proses dan perubahan nilai lebih dalam lagi. Bagaimana menjalin relasi dengan baik antara murid dengan guru. Bagaimana guru dan orangtua memastikan anak dapat belajar dengan baik," kata dia melanjutkan.
 
Dari sisi tenaga pendidik, Guru BK SMPN 18 yang juga anggota KGSB, Siti Aisyah, M.Pd., Kons mengatakab selama pandemi murid mengalami berbagai permasalahan dalam KBM.
 
Masalah yang dihadapi mulai dari tingkat pemahaman yang kurang karena kendala PJJ, tugas yang menumpuk sehingga bingung dalam memprioritaskan, terlalu acuh pada KBM, beban pikiran hingga kecemasan dan ketakutan yang membuat mereka enggan sekolah.
 
Menyiasati hal ini, Siti pun menerapkan pendekatan secara bertahap. Dimulai dari cyber counseling melalui chat, DM, telpon ataupun videocall. Cyber counseling ini dinilai Siti sangat efektif dalam mengatasi keterbatasan di masa pandemi. Senada dengan Reneta, Siti pun berupaya menjalin komunikasi yang harmonis dengan orangtua murid. Lewat undangan untuk datang ke sekolah ataupun melalui home visit.

"Jangan lupa bahwa semua yang guru lakukan harus dikoordinasikan dengan pihak sekolah supaya kita mendapatkan support system dari kegiatan yang dilakukan. Saya punya group WAG dengan para orang tua untuk menyampaikan informasi penting dan menyapa supaya mereka merasa dekat dengan saya," kata Siti.
 
Satkaara Berbagi kembali berkolaborasi dengan Rumah Guru BK menghadirkan Webinar bagi para tenaga pendidik yang tergabung dalam Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB).
 
Webinar yang diselelenggarakan pada Sabtu, 18 Desember 2021 melalui platform zoom ini diikuti 193 guru anggota KGSB dan mengangkat tema Mental Health First Aid (MHFA) Kit.
 
Tema MHFA ini dipilih berdasarkan poling nasional yang dilakukan per November 2021 kepada 106 guru ditingkat SD hingga SMA dari 20 provinsi. Poling tersebut menanyakan seputar permasalahan yang sering ditemui guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), termasuk cara mengenal dan merespon gejala kesehatan siswa dengan tepat untuk perkembangan mental yang positif.

Baca juga: Vaksin anak diharapkan bisa kembalikan KBM tatap muka rutin

Baca juga: Regulasi KBM tatap muka dipastikan tidak berubah selama PPKM Level 2

Baca juga: Survei KBM App: penulis online jadi pekerjaan utama IRT saat pandemi

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021