Samarinda (ANTARA News) - Masyarakat Pecinta Bola Kalimantan Timur akan menggugat Kelompok 78 (K78) karena dinilai bertanggung jawab atas "deadlock" Kongres PSSI 20 Mei.

"Besok (Senin) kami akan bertolak ke Jakarta untuk melayangkan potes keras terhadap K78 yang dianggap bertanggung jawab atas gagalnya Kongres PSSI sehingga Indonesia terancam sanksi dari FIFA," ungkap Ketua Masyarakat Pecinta Sepak Bola Kaltim, Chairil Usman, di Samarinda, Minggu.

Masyarakat Pecinta Sepak Bola Kaltim yang beranggotakan berbagai elemen masyarakat termasuk beberapa klub junior, anggota DPRD dan tokoh masyarakat itu mengecam aksi K78 yang dinilai telah mempermalukan bangsa Indonesia.

"Aksi K78 saat kongres PSSI di Hotel Sultan Jakarta, Jumat, 20 Mei 2011 lalu sangat memalukan sebab memaksakan kehendak yang bertentangan dengan keputusan FIFA. Kongres PSSI yang tidak menghasilkan keputusan tersebut membuat Indonesia terancam sanksi sehingga kami menilai, K78 harus bertanggung jawab," katanya.

"Apa gunanya pembinaan sepak bola yang telah dilakukan di daerah selama bertahun-tahun jika kita tidak bisa berlaga di pentas internasional. Jadi, gagalnya kongres itu juga akan mengancam persepakbolaan Indonesia sehingga kami akan menggugat mereka. Materi gugatan itu masih kami susun bersama beberapa pemerhati sepak bola lainnya di Jakarta," kata Chairil Usman.

Hal senada disampaikan salah seorang tokoh pemuda Kaltim, Mukhlis Ramlan.

"Jika FIFA menjatuhkan sanksi maka yang paling bertanggung jawab adalah K78. Mereka telah melakukan konspirasi yang sangat merugikan Banga Indonesia apalagi ditengah generasi muda yang saat ini sedang dilanda euforia sepak bola," kata Mukhlis Ramlan yang juga sebagai Wakil Ketua Masyarakat Pecinta Sepak Bola Kaltim itu.

Masyarakat Kaltim, khususnya pecinta sepak bola lanjut Mukhlis Ramlan juga mempertanyakan kapasitas Yunus Nusi yang dinilai sebagai penggerak protes K78.

"Dia (Yunus Nusi) tidak mewakili masyarakat Kaltim sehingga apa yang dilakukannya saat Kongres PSSI tersebut bukan mewakili Kaltim tetapi itu hanya aksi pribadi. Pernyataan Yunus Nusi juga tidak mencerminkan sebagai pecinta sepak bola Kaltim. Jadi, kami juga memprotes keras pernyataan Yunus Nusi dan akan segera melayangkan nota protes sebab Kaltim bukan hanya dia," kata Mukhlis Ramlan.

Masyarakat Pecinta Sepak Bola Kaltim kata dia mendukung sepenuhnya langkah yang telah dilakukan Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar.

"Kami menghargai kinerja pak Agum Gumelar dan tetap mendukung langkah yang akan dilakukan untuk menyelamatkan sepaka bola Indonesia. Saya yakin, seluruh masyarakat Indonesia tidak menginginkan FIFA menjatuhkan sanksi, sehingga semua pihak khususnya K78 harus ikhlas dan mendukung peraturan FIFA terkait pelaksanaan Kongres PSSI tersebut. Kami berharap, KN segera menemukan formulasi yang tepat agar Indonesia bisa terlepas dari ancaman sanksi," ungkap Mukhlis Ramlan.(*)

(T.A053/T009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011