direlokasi di lahan Perhutani
Surabaya (ANTARA) - Young Buddhist Association menunjukkan kepeduliannya terhadap  korban letusan Gunung Semeru dengan membangun hunian sementara di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jatim.

Koordinator Donasi Tekad Comeback Stronger untuk Semeru Billy Lukito Joeswanto di Surabaya, Senin, mengatakan, pihaknya sebelumnya sudah melakukan asesmen terhadap kebutuhan yang diperlukan oleh para korban erupsi Gunung Semeru.

"Ternyata, kebutuhan yang mendesak dari saudara-saudari kita adalah huntara (hunian sementara)," kata Billy.

Menurut dia, Pemerintah pusat melalui Kementerian Kehutanan sudah memberikan izin untuk mendirikan rumah hunian sementara di lahan perhutanan di kawasan yang jauh dari zona merah erupsi, yaitu di Kecamatan Candipuro.

Baca juga: Menkopolhukam awali pembangunan huntara warga terdampak Semeru
Baca juga: Lima ibu hamil melahirkan di posko pengungsian Gunung Semeru

Billy mengatakan, dalam upaya pembangunan rumah hunian sementara ini, pihaknya mendapat bantuan dari para anggota sangha bhikku dan tim Gusdurian Peduli.

​​Gerakan Tekad Comeback Stronger untuk Semeru yang diinisiasi oleh Young Buddhist Association ini telah menerima donasi barang dan donasi uang.

Untuk donasi bahan kebutuhan pokok dan donasi uang, telah diserahkan kepada warga terdampak Semeru di Lumajang pada Minggu (19/12). Bantuan donasi uang yang diserahkan itu sebesar Rp 44.475.441.

"Itu merupakan donasi dari para donatur dan juga penjualan baju Campaign Comeback Stronger," ujarnya.

Baca juga: Anggota DPR apresiasi SK relokasi hunian korban letusan Semeru
Baca juga: Penanganan bencana Gunung Semeru berfokus ke fase pemulihan

Ketua Gusdurian Peduli A'ak Abdullah Al-Kudus mengatakan, tujuan dibangunnya hunian sementara ini agar memberikan privasi, kualitas dan kenyamanan untuk para pengungsi, terutama yang sudah berkeluarga.

"Sehingga tetap terjaga privasinya dibandingkan hidup di tenda pengungsian, karena evakuasi di daerah terkena erupsi akan memakan waktu yang sangat lama dan ada kemungkinan ada yang tidak bisa dievakuasi, sehingga harus direlokasi di lahan Perhutani tersebut," ujarnya.

Menurutnya, di lahan perhutani itu nantinya setiap keluarga akan mendapatkan tanah 7x14 meter. Makanya, di tempat itu pula pihaknya akan membangunkan hunian sementara, karena di lahan ini pula nantinya pemerintah pusat akan membangunkan hunian tetap.

"Jadi, nanti warga sudah tidak perlu pindah-pindah lagi. Terima kasih banyak kepada teman-teman Young Buddhist Association dan juga para donatur," katanya. 

Baca juga: Awan panas guguran masih berpotensi terjadi di Gunung Semeru

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021