Saya menekankan agar proses mana yang bisa dipercepat agar dipercepat. Kita tidak lagi bisa menjalankan business as usual
Jakarta (ANTARA) - SKK Migas optimistis bisa mencapai target lifting 703 ribu barel minyak per hari (BOPD) dan 5.800 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD) pada tahun depan.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan meskipun entry point tahun 2022 hanya berkisar 660 ribu BOPD, pihaknya tetap optimis dapat mencapai target asalkan para pekerja SKK Migas dapat melakukan langkah-langkah yang tidak biasa.

"Saya menekankan agar proses mana yang bisa dipercepat agar dipercepat. Kita tidak lagi bisa menjalankan business as usual,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Hingga November 2021, kinerja lifting minyak mencapai 657 ribu BOPD atau 93,2 persen dari target sebesar 705 ribu BOPD. Sementara itu, lifting gas mencapai 5.492 MMSCFD atau 97,4 persen dari target 5.638 MMSCFD.

SKK Migas memproyeksikan outlook akhir tahun ini dapat mencapai 660 ribu BOPD atau 93,6 persen untuk minyak dan 5.505 MMSCFD atau sebesar 97,5 persen untuk gas.

Dwi menyampaikan nilai penerimaan negara dalam 11 bulan terakhir dari bisnis hulu migas telah mencapai 12,55 miliar dolar AS setara Rp182 triliun atau 172 persen dari target 7,28 miliar, cost recovery tercatat sebesar 6,55 miliar dolar AS, dan reserve replacement ratio mencapai 102,3 persen dari target.

“Untuk penerimaan negara, meskipun mengalami tantangan COVID-19 outbreak yang terjadi pada semester I 2021. Kami bersyukur harga minyak dunia berangsur naik, sehingga pada akhir 2021 dapat kami proyeksikan penerimaan negara akan mencapai 13,92 miliar dolar AS setara Rp202 triliun atau hampir dua kali lipat dari target APBN,” terang Dwi.

Saat ini, SKK Migas telah mendapatkan minat dari beberapa investor tentang pengembangan migas non konvensional (MNK) dan juga chemical Enhanced Oil Recovery (EOR).

Selain itu, pemerintah telah menetapkan langkah-langkah strategis untuk mendukung capaian produksi nasional minyak dan gas bumi pada 2030.

Dwi menyampaikan bahwa dukungan pemerintah terutama Kementerian ESDM terhadap industri hulu migas masih sangat besar di tengah gencarnya perubahan tren dunia yang mengarah pada penggunaan energi baru terbarukan.

Menurutnya, dukungan pemerintah itu terealisasi dalam pemberian insentif baik fiskal maupun non fiskal untuk tetap menjaga gairah investasi hulu migas.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menegaskan bahwa pemerintah akan terus memberikan dukungan pengembangan industri hulu migas nasional mulai dari penyederhanaan proses perizinan, berbagai insentif, hingga membebaskan investor untuk memilih jenis kontrak yang dianggap memberikan tingkat keekonomian sesuai keinginan.

“Pemerintah telah menghilangkan pula biaya signature bonus, sehingga investor bisa memasukkan biaya ini sebagai bagian dari biaya operasi agar kebutuhan investasi dapat diturunkan. Kebijakan lainnya seperti DMO Price yang diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan investor menanamkan modalnya di industri hulu migas,” kata Arifin.

Dengan dukungan-dukungan tersebut, Arifin berharap SKK Migas dapat mengoptimalkannya dengan melakukan eksekusi di lapangan melalui best effort serta extra ordinary effort.

“Karena gap untuk mencapai 1 juta BOPD akan semakin menjauh dan menjadi ancaman tidak tercapainya target 2030. Perlu langkah konkrit dari SKK Migas di tahun 2022 agar target APBN dapat tercapai,” ujar Arifin

“Saya mengingatkan pula agar industri hulu migas terus melakukan upaya kegiatan untuk mengurangi emisi karbon. Langkah ini penting agar dukungan terhadap industri hulu migas dapat terus didapatkan dari berbagai stakeholders,” tambahnya.

Baca juga: Transisi energi, Pemerintah diminta tetap utamakan sektor hulu migas
Baca juga: SKK Migas catat ada 16 KKKS berhasil lampaui target lifting migas
Baca juga: SKK Migas kumpulkan KKKS bahas target lifting 2022

 

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021