Jakarta, 22/5 (ANTARA) - Dalam pertemuan Tingkat Menteri D-8 di Tehran, RI Iran akhir minggu ini yang dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden RI Iran, Dr.Muhammad R.Rahimi disepakati Tehran Inisiative. Inisiative ini merupakan upaya seluruh anggota D-8 dalam menjamin ketahanan pangan. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad menyampaikan pandangannya di hadapan peserta pertemuan Tingkat Menteri D-8 bahwa pertumbuhan pertanian dan perikanan merupakan sebuah elemen penting dalam mengatasi krisis pangan dan meningkatkan ketahanan pangan dunia, khususnya di antara negara anggota D-8.

     Lebih lanjut Fadel menyampaikan perhatiannya terhadap lambannya perkembangan kerjasama diantara negara-negara anggota D-8, khususnya di bidang perdagangan. Untuk itu, Fadel meminta komitmen negara-negara anggota untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama perdagangan intra D-8 dan menawarkan usulan kerjasama  pembentukan mega proyek, di mana Indonesia siap untuk menawarkan proyek kerjasama di bidang industri rumput laut, penghapusan hambatan perdagangan, serta penelitian dan pengembangan di antara anggota D-8. Selain itu, Fadel juga mengusulkan agar dalam pertemuan-pertemuan D-8 mendatang, perlu adanya agenda yang diperuntukkan bagi kalangan swasta serta lebih didorongnya peran swasta dalam berbagai aktivitas D-8.

     Dalam sesi pembukaan, Wakil Presiden Iran, Rahimi menegaskan bahwa kerjasama antar negara Islam di D-8 harus bersifat konstruktif dan berasaskan keadilan.  Untuk itu para anggota D-8 harus meningkatkan kerjasama dan melibatkan pihak swasta. Ketahanan pangan merupakan isu yang paling penting di dunia karena terkait keamanan politik.  Akibat pengaruh global yang tidak berimbang yang menempatkan negara berkembang pada kondisi  food insecurity, Iran memberikan rekomendasi kepada negara anggota D-8 untuk memperkuat alih teknologi, melakukan penyamaan standar, mendorong industri makanan halal, regulasi terkait perdagangan produk pertanian, dan memperkuat dukungan kebersamaan pada forum internasional, lanjut Rahimi.

     Sementara itu pada kesempatan yang sama, Widi Pratikto selaku Sekretaris Jenderal D-8 menyampaikan kembali pentingnya kerjasama  food security dalam forum D-8 ini sebagaimana diamanatkan dalam  Kuala Lumpur Initiatives. Dalam sambutannya beliau menyoroti bahwa situasi pangan dan pertanian dunia sekarang ini menunjukkan bahwa krisis harga pangan, krisis keuangan, dan resesi ekonomi global telah mendorong peningkatan jumlah penduduk dalam katagori rawan pangan menjadi lebih dari 1 milyar. Melalui KL Initiatives dan  Tehran Initiatives , diharapkan akan tercipta rencana aksi yang konkrit dalam bidang  seedbank, animal feed, fertilizer, standard and trade issues, dan  marine and fisheries, bersama dengan sektor swasta dalam proyek dan kerjasama yang relevan.

     Dalam pertemuan Tingkat Menteri, kembali Fadel secara resmi meminta dukungan penuh seluruh negara anggota D-8 terhadap pencalonan Prof. Dr. Indroyono Susilo dari Indonesia sebagai Dirjen Food and Agricultural (FAO). Menurutnya, kehadirannya sebagai Dirjen FAO dapat melakukan reformasi sekaligus membantu organisasi tersebut dalam mencapai tujuannya, yaitu membebaskan dunia dari kelaparan dan kemiskinan. Perihal penunjukan Indonesia sebagai pelaksana pertemuan Tingkat Menteri D-8 ketiga, Menteri Kelautan dan Perikanan kembali menegaskan bahwa Indonesia siap menjadi tuan rumah pertemuan pada tahun 2012 guna menindaklanjuti hasil kesepakatan pertemuan Tingkat Menteri kali ini.

     Indonesia berkepentingan terhadap keberadaan organisasi D-8 sebagai salah satu pasar potensial di masa depan karena populasi seluruh anggota organisasi ini lebih dari 900 juta orang. Hingga saat ini Indonesia tercatat sebagai negara eksportir produk perikanan terbesar di antara negara anggota D-8. Pada tahun 2007, ekspor produk perikanan ke seluruh negara anggota D-8 sebesar US$ 43.627 juta diikuti oleh Pakistan (US$ 7.145 juta) dan Malaysia (US$ 3.193 juta). Sementara itu, pada periode November tahun 2010, ekspor produk perikanan ke seluruh negara anggota D-8 mengalami peningkatan, tercatat lebih dari US$ 78 juta.

     Pertemuan tingkat menteri dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2011 dan dihadiri oleh 4 orang menteri, yaitu Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, H.E Fadel Muhammad; Menteri Jihad Pertanian Iran, H.E Sadegh Khalillan, Mentan Malaysia, H.E Dato Haji Nih bin Omar; Mentan Nigeria, H.E Sheikh Ahmed Abdullah dan empat pejabat setingkat wakil menteri dari Bangladesh, Pakistan, Mesir dan Turki. Pertemuan dibuka oleh Wakil Presiden I Republik Islam Iran, Mr. Muhammad Rhahimi dan diisi oleh sambutan Sekjen D-8 dan Menteri Pertanian Iran.

     Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Dr. Yulistyo Mudho, M.Sc, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP.0811836967).

    

DATA DUKUNG:

1. Organisasi D-8 merupakan organisasi kerjasama ekonomi di antara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang dibentuk pada tanggal 15 Juni 1997 dengan anggota negara berkembang atau dikenal sebagai Developing Eight Countries Organization for Economic Cooperation, yaitu: Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia, Mesir, Nigeria, Pakistan dan Turki.

2. Organisasi D-8 dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan posisi negara-negara anggota dalam ekonomi global, keanekaragaman hayati dan menciptakan kerjasama-kerjasama baru di bidang perdagangan, meningkatkan partisipasi negara anggota dalam penentuan keputusan di tingkat internasional serta meningkatkan standar hidup warga negara anggotanya.

3. Organisasi D-8 dipimpin oleh Sekretariat Jenderal dan bersekretariat di kota Istambul, Turki. Saat ini, Sekretariat Jenderal D-8 adalah Prof.Dr.Widi Agus Pratikto dari Indonesia.

4. Neraca Perdagangan Indonesia dengan negara anggota D-8 untuk komoditi perikanan, tahun 2008 - 2010


                 ITEM                                               TAHUN

                                                  2008                   2009                      2010*)

Turkey        Neraca (US$)          243 959            793 745                2 999 637
                   Nilai Ekspor            263 048             925 975               3 086 197
                   Nilai Impor                19 089             132 230                   86 560

Malaysia      Neraca (US$)     35 281 362        36 201 717           60 860 050
                    Nilai Ekspor       62 760 016        58 422 834           60 860 050
                    Nilai Impor         27 478 654        22 221 117                 **)

Iran              Neraca (US$)      1 648 926          3 036 742           10 410 056
                    Nilai Ekspor         1 648 926          3 036 742           10 410 056
                    Nilai Impor                   -                         -                        -

Mesir            Neraca (US$)     5 830 058           8 587 168             5 030 420
                    Nilai Ekspor        5 914 599            8 601 093             5 030 420
                    Nilai Impor               84 541                 13 925                    -

Bangladesh     Neraca (US$)        166 301                 68 461               497 985
                    Nilai Ekspor           166 301               153 461               497 985
                    Nilai Impor                  -                       85 000                   **)

Nigeria         Neraca (US$)             -                12 731 973                  **)
                    Nilai Ekspor               -                 12 731 973                   **)
                    Nilai Impor                 -                        -                            -

Pakistan       Neraca (US$)         116 736              242 621              216 099
                    Nilai Ekspor           116 736              242 621               216 099
                    Nilai Impor                   **)                  **)                       **)



*) sd November 2010

**) belum tercatat

Pewarta: Masnang
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011