Wali Kota Kendari, Asrun, di Kendari, saat membuka kegiatan itu, Minggu, mengatakan, kegiatan ini adalah sesuatu hal yang unik dan baru dilakukan di Kota Kendari, serta sekaligus merupakan kegiatan hiburan masyarakat dan ajang silaturahim.
"Saya inginkan, agar kegiatan seperti ini bisa menjadi kegiatan tahunan yang dirangkaikan dengan hari ulang tahun (HUT) Kota Kendari, dan harus digelar lebih meriah lagi," katanya.
Menurut dia, kegiatan unik ini bisa menjadi sarana hiburan bagi warga dan bisa menjadi wisata hiburan bagi masyarakat yang berkunjung di Kota Kendari.
"Saya sangat berharap, kegiatan ini bisa menjadi salah satu wisata khas daerah ini, dan ciri khas kegiatan tahunan Kendari," uajar Asrun,
Ia menjelaskan, kegiatan ini bisa menjadi ajang silaturahmi dan perekat antara sesama komunitas peternak ayam ketawa, selain itu bisa menjadi salah satu perekat masyarakat Kota Kendari yang terdiri dari berbagai etnis dan latar belakang.
Kata dia, ayam ketawa ini adalah ayam yang berasal dari Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan. Konon, ayam ini hanya dimiliki oleh kaum bangsawan, namun saat ini sudah menjadi milik semua warga yang merupakan hobi peternak ayam.
"Suaranya unik, saat dia berkokok dilanjutkan dengan suara mirip orang ketawa, sehingga disebut ayam ketawa," katanya.
Kegiatan ini diikuti oleh 177 pemilik atau peternak ayam, yang berasal dari Kota Kendari, beberapa kabupaten tetangga seperti Kabupaten Bombana, Kabuaten Konawe Selatan, Kabupaten Konawe bahkan ada yang berasal dari Sulawesi Barat.
Kegiatan ini sangat menarik perhatian warga, karena terbukti banyaknya para penonton yang menghadiri kegiatan itu, baik tua, muda yang berasal dari berbagai latar belakang profesi.
Salah satu penilaian dalam kontes itu adalah ayam yang volume berkokonya sering dan dilanjutkan ketwa dalam waktu tertentu, kemudian lamanya ayam ketawa setelah berkokok.
Bagi pemenang, panitia menyediakan hadiah diantaranya satu unit sepeda motor, beberapa unit kulkas, pemanas, setrika dan puluhan hadian hiburan. (A056/KWR/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
