alat musik Tahuri sebagai salah satu komponen musik khas di kota Ambon, mendapat perhatian dan dihargai oleh Pemkot Ambon dimana alat musik ini menjadi logo dari “Ambon City Of Music”.
Ambon (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menetapkan Carolis Elias Horhoruw sebagai maestro alat musik tradisional Tahuri (kulit kerang) dari Negeri Hutumuri, Kota Ambon.

Tim penilai Direktorat Direktorat pembinaan tenaga dan lembaga kebudayaan Kemdikbudristek RI, menyerahkan Anugerah Kebudayaan Indonesia tahun 2021 kepada Carolis Elias Horhoruw, Selasa.

Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengatakan, apresiasi yang tinggi, atas penyerahan Anugerah Kebudayaan Indonesia 2021 kepada Carolis Elias Horhoruw yang disapa Opa Loli yang begitu tekun dan setia, dalam upaya pelestarian nilai – nilai budaya musik tradisional.

“Akhirnya upaya Opa Loli mendapat pengakuan dari Pemerintah Pusat sebagai wujud kebudayaan yang hidup di tengah – tengah masyarakat kota Ambon," katanya.

Dijelaskannya, alat musik Tahuri sebagai salah satu komponen musik khas di kota Ambon, mendapat perhatian dan dihargai oleh Pemkot Ambon dimana alat musik ini menjadi logo dari “Ambon City Of Music”.

“Simbol Ambon City Of Music yang dikenal dunia adalah Tahuri. Itu adalah sebuah pengakuan oleh kita dan kemudian diakui juga oleh Kementerian," katanya.

Richard menjelaskan, ada tiga komponen utama sebuah komunitas sosial dapat dikenal, yakni kuliner, bahasa, dan budaya. Kota Ambon memiliki ciri khas budaya yang berbeda dari daerah lainnya.

"Satu – satunya yang bisa menunjukan identitas kita adalah Tahuri yang diakui oleh kementerian melaui penghargaan kepada Maestronya, sekaligus memberikan jati diri bahwa Tahuri adalah komponen budaya yang hanya dimiliki oleh Ambon, dan dalam wawasan yang lebih luas adalah musik sebagai identitas kota ini," katanya.

Ditambahkannya, setelah pengakuan Opa Loli sebagai maestro Seni Tradisi Tahuri, akan memotivasi generasi muda kota Ambon untuk turut melestarikan nilai budaya tradisional terutama dari musik demi pengembangan pariwisata dan peningkatan kesejahteraan.

"Setelah pengakuan ini orang tidak akan memandang sebelah mata musik Tahuri, karena nilai ekonomi otomatis akan berubah. Sehingga ketika Opa Loli bersama sanggar Tahuri dari Hutumuri diundang untuk mengisi acara, itu bukan sekedar aspek budaya tapi serentak akan diberikan penghargaan secara ekonomis," tandasnya.

Perwakilan tim penilai dari Direktorat Pembinaan Tenaga Dan Lembaga Kebudayaan, Pudentia, menjelaskan, penghargaan anugerah Kebudayan Indonesia 2021 kategori mastro seni adalah penghargaan yang diberikan kepada individu kelompok maupun lembaga, yang berkontribusi dan berdedikasi dalam hal pelindungan pengembangan dan pemanfaatan seni budaya.

“Program ini merupakan komitmen pemerintah terhadap pemajuan kebudayan dalam rangka pembangunan jati diri dan penguatan karakter bangasa Indonesia yang dilakukan dalam tahapan seleksi, verifikasi lapangan, hingga penetapan sebagai Maestro,” jelasnya.

Hingga hari ini yang tercatat pada Direkroat Pembinaan Tenaga Dan Lembaga Kebudayaan Kemdikbudristek ada 49 maestro yang tersebar di 34 Provinsi.

Provinsi Maluku telah memiliki tiga orang Maestro yakni, Elisa Marten Kisya sebagai Maestro Sasi, Bing Leiwakabessy (Alm) Maestro Hawaiian, dan Carolis Elisa Horhoruw sebagai Mastro Tahuri.
Baca juga: Saat pandemi, Menparekraf dorong musisi Ambon digitalisasi musik
Baca juga: Kemenparekraf siapkan agenda musik internasional di Ambon
Baca juga: Perdana di masa pandemi, IAIN Ambon gelar konser musik tatap muka
Baca juga: AMO: Progam SOG masuk nominasi API 2021


Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021