Yogyakarta (ANTARA News) - Yogyakarta mengusulkan untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kongres Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, namun dengan cara yang sederhana dan dibiayai oleh seluruh masyarakat provinsi itu.

"Saya usulkan agar Kongres Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) bisa dilakukan di Yogyakarta, tepatnya di Monumen PSSI yang sangat sederhana dengan pembiayaan dari seluruh masyarakat Yogyakarta," kata Ketua Dewan Pembina Perserikatan Sepak Bola Indonesia Mataram (PSIM) Herry Zudianto di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, dengan dilaksanakan di Monumen PSSI, maka seluruh peserta kongres dapat menghayati sejarah PSSI yang didirikan dengan semangat kebangsaan yang berkobar untuk menjunjung martabat Bangsa Indonesia di bidang sepak bola meskipun fasilitas serba terbatas dan di bawah penjajahan.

Yogyakarta, lanjut dia, adalah lokasi bersejarah untuk PSSI, karena pada 19 April 1930, PSIM bersama VIJ Jakarta, BIVB Bandung, MIVB atau PPSM Magelang, MVB atau PSM Madiun, SIVB atau Persebaya Surabaya, WB atau Persis Solo turut membidani lahirnya PSSI dalam pertemuan yang digelar di Societeit Hadiprojo Yogyakarta.

Setelah melalui berbagai pertemuan, maka disepakati berdirinya organisasi induk sepak bola yang diberi nama PSSI pada 1931 dan berkedudukan di Mataram atau Yogyakarta.

"Diharapkan, dengan digelarnya kongres dalam suasana yang sederhana, maka jiwa kebersamaan itu akan tumbuh sehingga dapat menghasilkan keputusan yang didasarkan pada kepentingan bersama untuk memajukan sepak bola dan bukan hanya untuk kepentingan masing-masing kelompok saja," ujarnya.

Herry mengatakan, kegagalan Kongres PSSI yang digelar pada 20 Mei merupakan kado buruk pada saat peringatan Kebangkitan Nasional dan menunjukkan bahwa Bangsa Indonesia sedang kehilangan orientasi kebangsaan dan pemimpin yang mampu merajut cita-cita bersama.

Herry bersama seluruh pengurus PSIM Yogyakarta akan melakukan renungan bersama untuk menyuarakan keprihatinan terhadap PSSI,di Wisma PSIM, Senin malam

"Undangan ini terbuka bagi siapa saja yang ingin mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap PSSI, termasuk suporter dan masyarakat ," katanya yang juga telah mengundang suporter dari klub sepak bola lainnya.

Sementara itu Direktur Operasional PSIM Hans Purwanto menyatakan, keprihatinannya atas kegagalan kongres. "Mengapa dengan materi yang cukup, kongres justru gagal dan akhirnya mengorbankan kepentingan bangsa dan negara," katanya.

Melalui renungan keprihatinan, ia berharap, seluruh pihak dapat meresapi sejarah pendirian PSSI yang dibentuk dengan dasar kesederhanaan dan mengedepankan kepentingan bersama.

"Ada baiknya Kongres PSSI bisa dilakukan di Monumen PSSI yang sederhana. Monumen itu sangat bersejarah, karena juga diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 1958," katanya yang berharap kongres ulang dapat dilaksanakan secepatnya.

(E013/H008)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011