untuk memfasilitasi kebutuhan pergi ke lapangan untuk mengumpulkan misalnya spesimen terkait dengan konservasi biodiversitas
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan, pihaknya memfasilitasi riset ekspedisi dan eksplorasi keanekaragaman hayati di daratan termasuk untuk konservasi dan inventarisasi biodiversitas.

"Ini adalah untuk memfasilitasi kebutuhan pergi ke lapangan untuk mengumpulkan misalnya spesimen terkait dengan konservasi biodiversitas," kata Laksana dalam Webinar Fasilitasi dan Pendanaan Riset dan Inovasi di Jakarta, Selasa.

Skema fasilitasi riset untuk ekspedisi dan eksplorasi merupakan pendanaan yang dapat diakses oleh periset dari lembaga riset, perguruan tinggi, badan usaha dan organisasi kemasyarakatan baik dari Indonesia maupun periset asing yang bekerja sama dengan periset Indonesia dalam rangkaian pelaksanaan riset melalui pengambilan data dan/atau koleksi spesimen di daratan dan pesisir.

Baca juga: Sikap DPRD kota Bogor tetap minta BRIN menolak wisata Glow

Fasilitasi riset tersebut juga dapat digunakan untuk melakukan survei-survei di lapangan untuk mengeksplorasi kekayaan hayati yang belum terungkap dan potensial untuk pengembangan produk riset dan inovasi di Indonesia.

Handoko menuturkan fasilitasi riset ekspedisi dan eksplorasi tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk aspek sosial humaniora seperti riset untuk penyelamatan bahasa-bahasa lokal yang berguna.

Baca juga: 14 jenis baru celurut ditemukan di Sulawesi

Menurut Handoko, riset tersebut bisa membutuhkan waktu cukup lama berada di lapangan di lokasi yang spesifik untuk merekam misalnya para penutur asli bahasa lokal.

Pendanaan untuk skema fasilitasi riset itu bersifat kompetitif dan terbuka untuk semua pihak termasuk periset di lembaga riset, perguruan tinggi dan industri.

Sumber pendanaan berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang dialokasikan di BRIN.

Baca juga: 28 unit penelitian dan pengembangan K/L resmi diintegrasikan ke BRIN

Pendaftaran proposal riset dilakukan dalam jaringan dan dibuka sepanjang tahun. Evaluasi proposal berbasis rekam jejak.

Pendanaan dalam skema fasilitasi riset tersebut dapat digunakan untuk perjalanan pulang pergi ke lokasi ekspedisi atau eksplorasi, tenaga lapangan seperti kuli panggul, jasa pengiriman sampel/spesimen ke kampus BRIN Cibinong atau kampus BRIN Karangsambung di Kebumen, Jawa Tengah.

Baca juga: BRIN: Waspadai Omicron dengan disiplin prokes dan vaksinasi

Pengusul dalam skema fasilitasi tersebut adalah ketua periset yang diprioritaskan warga negara Indonesia yang memiliki kualifikasi pendidikan S3, dan keanggotaan tim riset dapat merupakan kolaborasi lintas institusi dan perguruan tinggi serta mitra masyarakat yang relevan.

Pengusul sudah memiliki pendanaan untuk melakukan riset di laboratorium masing-masing terkait dengan kegiatan diusulkan.

Baca juga: Teknologi BRIN ubah limbah kayu jadi produk komposit ramah lingkungan

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021