Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan pihaknya memfasilitasi dan memperkuat riset pengujian produk kesehatan di Tanah Air.

"Skema fasilitasi riset untuk pengujian produk kesehatan ini sebenarnya hal yang selama ini tidak ada di negara kita dan itu yang membuat jarang sekali produk kesehatan, baik obat, vaksin, fitofarmaka, imunomodulator, dan alat kesehatan yang sudah diriset sulit masuk ke industri," kata Handoko dalam acara Webinar Fasilitasi dan Pendanaan Riset dan Inovasi di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Kemkes harapkan BRIN gunakan TKDN tinggi dalam produk riset kesehatan

Handoko menuturkan produk kesehatan yang sudah diteliti sulit masuk ke industri, karena proses pengujian sesuai regulasi yang berlaku cukup memakan waktu dan biaya, dan membutuhkan tim yang berbeda.

Selain itu, pengujian produk kesehatan juga harus dilakukan dengan protokol uji yang ketat mengikuti regulasi dan standar yang berlaku, sehingga hasil pengujian memang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan, baik khasiat, keamanan maupun pemakaiannya.

Oleh karena itu, BRIN akan memfasilitasi, baik dari sisi pembiayaan maupun tim untuk pengujian produk kesehatan, sehingga memudahkan dan membantu para periset dan berbagai pihak yang terkait dengan pengembangan produk kesehatan di Tanah Air.

"Kita berharap dengan ini kita dalam waktu yang tidak terlalu lama akan mampu menelurkan berbagai produk alat kesehatan, produk obat, misalnya yang bersumber dari bahan alam lokal Indonesia," tutur Handoko.

Handoko mengatakan saat ini kurang lebih 30.000 spesies yang diketahui di Indonesia sebagai bagian dari kekayaan keanekaragaman hayati di Tanah Air. Namun, tidak lebih dari 30 atau 40 produk fitofarmaka yang berhasil diciptakan.

Itu berarti masih banyak potensi yang seharusnya bisa dikembangkan untuk menjadi produk-produk unggulan masa depan di Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan biodiversitas luar biasa.

Baca juga: BRIN perkenalkan produk riset dan inovasi kesehatan-pangan pada publik

Baca juga: BPOM: Produk kesehatan sedang hadapi persaingan ketat pasar global


Kandidat produk kesehatan yang dapat difasilitasi adalah terkait obat, vaksin, fitofarmaka dan alat kesehatan yang telah terbukti secara ilmiah dibuktikan dengan publikasi di jurnal ilmiah bereputasi global.

Selain itu, BRIN juga menyediakan skema fasilitasi riset untuk perusahaan pemula berbasis riset.

Program pendanaan perusahaan pemula berbasis riset merupakan pembiayaan untuk perusahaan startup atau rintisan berbasis hasil riset BRIN agar siap untuk menjadi perusahaan pemula yang mendatangkan keuntungan dan berkelanjutan.

Pengusul fasilitasi riset dalam skema tersebut merupakan Warga Negara Indonesia. Pengusul yang terpilih akan memperoleh mentoring dengan waktu paling lama enam bulan.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021