Jakarta (ANTARA) - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank mendorong petani garam untuk bisa menjadi eksportir melalui Program Desa Devisa.

LPEI memberikan pelatihan kepada petani garam dan anggota Koperasi LEPP Mina Segara Dana di Desa Kusamba, Kabupaten Klungkung, Bali.

"Pendampingan melalui Program Desa Devisa ini bertujuan mendorong koperasi dan para petani garam di Desa Kusamba menjadi eksportir melalui serangkaian pendampingan berdasarkan kebutuhan koperasi dan petani," kata Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI R Gerald Setiawan Grisanto dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, program tersebut membantu mempersiapkan calon eksportir memenuhi permintaan pasar global sesuai standar produk ekspor, sekaligus meningkatkan kapasitas dari sisi manajemen ekspor maupun teknik produksi.

Gerald menjelaskan bentuk program yang diberikan kepada petani dan anggota koperasi di Desa Devisa Garam Kusamba, antara lain pelatihan produksi Bali sea salt rub, aspek branding dan digitalisasi, mengikuti pameran dagang, business matching, dan juga pendampingan pengurusan sertifikasi produk.

Baca juga: Pemerintah intensifkan teknologi tingkatkan kualitas garam rakyat

"Dengan mengikuti program ini, koperasi dan para petani dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan membantu meningkatkan perekonomian setempat," ujar Gerald.

LPEI memulai program tersebut sejak 2019, berawal dari Kluster Desa Devisa Kakao di Bali. Kabupaten Jembrana menjadi Desa Devisa pertama dengan komoditas unggulan berupa biji kakao yang difermentas.

Selanjutnya ada Desa Devisa Kerajinan di Bantul, Yogyakarta, dengan produk kerajinannya. Saat ini kedua desa devisa telah mampu melakukan ekspor secara berkelanjutan ke negara-negara Eropa.

Selama 2021 LPEI atau Indonesia Eximbank telah meluncurkan program Desa Devisa di Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali, yaitu Desa Devisa Kopi Subang, Desa Devisa Agrowisata Ijen Banyuwangi, Desa Devisa Tenun Gresik, Desa Devisa Garam Kusamba dan Desa Devisa Rumput Laut Sidoarjo, dengan total penerima manfaat  mencapai 2.894 orang petani/penenun/pengrajin. 

Baca juga: Moeldoko: Perlu pembinaan petani untuk tekan kebutuhan impor garam

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021