Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pengembangan sistem pangan yang berkelanjutan menjadi syarat utama peningkatan peran sektor pertanian.

“Sistem pangan nasional tersebut secara kolaboratif meningkatkan produksi pangan yang berkualitas dan aman, didukung oleh lingkungan yang kondusif, stabilitas akses pangan, efisiensi distribusi pangan, serta pemberian bantuan pangan bagi rumah tangga rawan pangan,” ujar Menko Airlangga Hartarto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, perikanan, meski selama 6 dekade terakhir, pertumbuhannya sedikit di bawah pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi selalu mampu menunjukkan resiliensi dalam masa krisis dan menunjukkan peran sektor pertanian mampu bertahan sebagai buffer perekonomian.

“Pengembangan pertanian berkelanjutan dengan peningkatan skala usaha melalui integrasi hulu-hilir serta pelibatan teknologi dalam lingkup korporasi menjadi prasyarat dalam peningkatan daya saing komoditas pertanian, baik untuk pemenuhan dalam negeri maupun orientasi ekspor,” kata Menko Airlangga.

Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam penguatan ketahanan pangan nasional, termasuk kemudahan perizinan dan juga mendorong pembentukan dari badan pangan nasional kemudian sinergi BUMN untuk distribusi pangan pasca panen dan kerja sama pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).

Baca juga: Pemerintah tingkatkan akses fasilitas keuangan bagi petani smallholder

Penyaluran KUR di sektor pertanian sendiri memiliki porsi kedua terbesar dalam KUR sektor produksi sebesar 30,1 persen setelah sektor perdagangan sebesar 44,7 persen.

Untuk mendukung program strategis di sektor pangan dan pertanian, pemerintah juga telah mengeluarkan sejumlah kebijakan diantaranya stabilisasi harga dan pasokan pangan, pengembangan Kawasan Hortikultura Orientasi Ekspor, pengembangan sawit rakyat, pengembangan usaha peternakan terintegrasi, serta pengembangan korporasi petani dan nelayan.

Lebih lanjut Menko Airlangga menyampaikan ketahanan global dalam menghadapi tekanan pandemi COVID-19, aktivitas manufaktur yang terus tumbuh ekspansif, serta peningkatan harga komoditas seiring geliat permintaan global menjadi landasan optimisme ekonomi global untuk pulih dengan cukup baik di tahun 2021 dan 2022.

Keberhasilan pengendalian pandemi pada triwulan III 2021 telah membuat ekonomi Indonesia tetap tumbuh positif sebesar 3,51 persen (yoy). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahun 2022 yang ditargetkan sebesar 5,2 persen akan sangat bergantung pada pengendalian pandemi, respons kebijakan ekonomi yang tepat sesuai perkembangan situasi yang dinamis, dan penciptaan lapangan kerja yang signifikan serta kesiapan untuk bertransformasi ke era digital.

Baca juga: UGM rintis pengembangan sistem pertanian terpadu

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021