"Alhamdullilah muktamar yang lalu dipilih melalui ahlul halli wal aqdi, tanpa voting. Kita yakin dan optimis musyawarah mufakat jalan terbaik,"
Lampung (ANTARA) - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar berharap tidak ada voting dalam pemilihan Ketua Umum PBNU pada Muktamar ke-34 NU, tetapi bisa dilakukan secara musyawarah mufakat.

"Alhamdullilah muktamar yang lalu dipilih melalui ahlul halli wal aqdi, tanpa voting. Kita yakin dan optimis musyawarah mufakat jalan terbaik," ujar Muhaimin Iskandar saat menghadiri pembukaan Muktamar ke-34 NU di Pondok Pesantren Darussa'adah, Gunung Sugih, Lampung Tengah, Rabu.

Muhaimin juga berharap Muktamar ke-34 NU dapat berjalan dengan lancar, damai, dan aman. Menurutnya, demokrasi di Indonesia sudah semakin dewasa pada setiap pemilihan apapun.

Maka dari itu, semangat dan nilai yang harus dikembangkan pada Muktamar ke-34 NU ini, kata dia, yakni demokrasi berbasis musyawarah mufakat.

"Bangsa kita ini sekarang demokrasinya semakin maju dan sudah cenderung mengakui bahwa musyawarah mufakat adalah jalan terbaik demokrasi," kata dia.

Disinggung mengenai calon-calon yang akan maju pada pemilihan Ketum PBNU, Muhaimin mengatakan bahwa siapapun yang terpilih nantinya, merupakan kader terbaik NU.

"Sama-sama terbaik, yang penting musyawarah mufakat lah. Ini (pemilihan) muktamirin yang menentukan, kita hanya mendoakan," kata dia.

Selain Muhaimin, sejumlah pejabat kementerian turut hadir dalam pembukaan Muktamar ke-34 NU di Pondok Pesantren Darussa'adah, Lampung Tengah.

Menteri yang hadir di antaranya Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar, hingga Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa.
Baca juga: Presiden Jokowi ajak NU siap hadapi pesatnya kemajuan teknologi
Baca juga: Pengurus NU luar negeri merasa belum banyak dilibatkan
Baca juga: Gus Ipul kritik kesiapan panitia Muktamar NU

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021