hasil dari pendapatan Formula E dari sponsor dan lain-lain akan menjadi pendapatan asli daerah melalui skema bisnis ke bisnis (B2B)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Pelaksana atau Organizing Committee (OC) Formula E Jakarta 2022 Ahmad Sahroni menargetkan kapasitas penonton Formula E di sirkuit Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) mencapai 40.000 hingga 50.000 penonton.

"Kami menargetkan 40.000 sampai 50.000," ujar Sahroni kepada wartawan di area Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Rabu.

Sahroni mengatakan pembangunan sirkuit nanti tidak menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi DKI Jakarta. Namun meski begitu, hasil dari pendapatan Formula E dari sponsor dan lain-lain akan menjadi pendapatan asli daerah melalui skema bisnis ke bisnis (B2B) langsung dari PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro.

"Misalnya dari Pemprov, apasih yang dapat dihasilkan untuk mengembalikan uang yang telah disetorkan (Commitment Fee Rp560 miliar untuk tiga tahun)? Nah itu ntar ada mekanismenya, cuma belum tahu (berapa). Nanti dari Jakpro langsung bisnis ke bisnis (B2B). APBD Pemprov tidak ikut campur lagi, tapi penghasilan dari Formula E tetap menjadi bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), itu harus," kata Sahroni.

Menurut Sahroni, manajemen Formula E pernah sesumbar bahwa tiket Formula E bisa laku hanya dalam waktu satu bulan.

"Satu bulan langsung habis begitu dibuka (penjualan tiket), langsung para bos-bos mengambil tiket itu dari mediator biasanya," kata Sahroni.

Ia pun optimistis karena penonton Formula E ada di 170 negara dan ada miliaran pasang mata di dunia akan menyaksikan Jakarta lewat Formula E, maka tingkat (range) konsumsinya tentu berbeda dengan penonton ajang balapan lainnya.

Sementara anggaran untuk persiapan penyelenggaraan Formula E tersebut termasuk pembuatan sirkuit, kata Sahroni, sekitar Rp100 miliar. Dengan anggaran segitu, dampak ekonomi yang ditimbulkan sekitar 78 juta Poundsterling Inggris (setara Rp1,4 triliun).

"Dampak dari kegiatan Formula E itu seluruhnya bisa hampir 78 juta Poundsterling Inggris. Itu bukan PAD yang diterima Pemprov DKI tapi keuntungan secara total," kata Sahroni.

Sebelumnya kawasan Ancol telah dipilih sebagai lokasi Formula E berdasarkan keputusan dan asesmen bersama Formula E Operation (FEO) dan Federasi Otomotif Internasional (Fédération Internationale de l'Automobile/ FIA).

Salah satu alasannya adalah karena lokasi Ancol dinilai dinamis serta ikon kota Jakarta, juga sirkuitnya tidak mengganggu fasilitas umum, misal jalan raya.

Lebih jauh, Sahroni menjelaskan bahwa sirkuit untuk Formula E akan segera dibangun dengan mengikuti berbagai spesifikasi dari FEO dan FIA. Rencananya, sirkuit akan selesai pada Bulan April 2022 mendatang.

Lokasi sirkuit yang bernama Jakarta International E-Prix itu spesifikasinya mirip jalan raya hanya konturnya akan memiliki standar tertentu seperti sirkuit balap internasional (istilah teknisnya PG76). Lokasi sirkuit di Ancol saat ini sudah menguntungkan karena aspal serta relatif padat dan rata (PG60 sampai PG70), sehingga pengerjaan trek diprakirakan dapat dilakukan dengan cepat.

Selanjutnya untuk paddock, stage dan grandstand sifatnya semi permanen sehingga hanya perlu satu bulan saja untuk bongkar pasang.
Baca juga: Riza sebut banjir rob jadi perhatian DKI terkait Formula E di Ancol
Baca juga: Sirkuit Formula E di Ancol itu bernama Jakarta International E-Prix
Baca juga: Sahroni dinilai berpengalaman di ajang balap mobil

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021