Jakarta (ANTARA) - Singapura di tengah pandemi COVID-19 sudah mulai membuka negaranya untuk pengunjung dari luar negeri bisa masuk ke negaranya dengan persyaratan VTL (Vaccinated Travel Lane).

Selain beragam aktivitas menarik yang bisa dilakukan di Kota Singa, rupanya pengunjung terutama para wisatawan bisa membeli beragam oleh- oleh khas Singapura.

Baca juga: Seni, belanja, makan dan belajar sejarah di Bras Basah Bugis

Selain untuk mengenalkan salah satu budaya di kawasan Asia Tenggara, beberapa buah tangan ini juga rupanya bermanfaat karena bisa digunakan berulang kali.

Berikut beberapa daftar produk khas Singapura yang cocok untuk dijadikan buah tangan saat anda berwisata mengutip siaran pers dari Singapore Tourism Board, Rabu.

Selai kaya

Produk Selai Kaya khas Singapura di Gerai Ya Kun. (ANTARA/HO/Singapore Tourism Board)

Selai Kaya menjadi salah satu makanan khas yang berasal dari Singapura. Salah satu toko yang menjual Selai Kaya dengan sentuhan tradisi adalah Ya Kun.

Selai Kaya yang dijajakan di Ya Kun terdiri dari campuran santan kelapa, telur, gula, dan daun pandan.

Sebagai gerai kopitiam terkenal di Singapura sejak 1940, rasa khas tentunya tidak perlu diragukan lagi untuk Selai Kaya buatan mereka.

Bisnis yang dirintis oleh pelaku usaha Loi Ah Koon ini kini telah dikenal luas tidak hanya di Singapura tapi juga di kawasan Asia Tenggara lainnya.

Selain Selai Kaya, ada juga Selai Gula Merah yang merupakan resep turun temurun dari istri Ah Koon.

Untuk menemani santapan bersama selai- selai itu, saat berwisata anda juga bisa membeli kopi bubuk hingga kue kering yang juga dijajakan di gerai Ya Kun.

Bagi yang ingin memberikan buah tangan spesial untuk yang terkasih, Ya Kun Singapura juga menjual makanan kemasan khusus yang terdiri dari bubuk kopi panggang dan kue kering Ya Kun.

Baca juga: Pria Inggris diserang berang-berang saat jalan pagi di taman Singapura

Baca juga: Delapan aktivitas untuk liburan bersama anak di Singapura

Baca juga: Singapura buka pintu turis Indonesia melalui jalur VTL


Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021