Jakarta (ANTARA) - Dekorasi berwarna merah dan hijau menjadi bagian dari perayaan Natal yang tak bisa dipisahkan, mulai dari pohon cemara, kaus kaki sinterklas hingga lampu.

Baca juga: Sopir taksi dan kernet berbulu ramaikan Natal di Kolombia

Simbol-simbol Natal tersebut ternyata memiliki arti khusus dan sudah menjadi tradisi sejak masa lampau. Berikut ini adalah beberapa arti dan cerita di balik hiasan yang biasa digunakan saat Natal, dikutip Good House Keeping.

Karangan bunga

Christmas wreaths atau karangan bunga berbentuk lingkaran ini biasanya diletakkan di depan pintu masuk.

Di Eropa Utara, kaum pagan percaya bahwa matahari adalah roda yang berguling dari Bumi selama musim dingin, dan menghiasi rumah mereka dengan roda yang dihiasi tanaman hijau dan lampu untuk membujuk matahari kembali ke arah mereka selama titik balik matahari musim dingin.

Ketika mereka mulai masuk agama Kristen, karangan bunga menjadi simbolisme baru. Lingkaran hijau dan tak terputus mengingatkan mereka akan kasih abadi Allah dan keselamatan yang dibawa Yesus ke dunia.

Baca juga: Kejutan, Sinterklas berkunjung sembari menyelam di akuarium Thailand

Baca juga: Sinterklas datang jam berapa?

Baca juga: Penerjun sinterklas dan strategi taktis amankan Papua
Ilustrasi permen tongkat (ANTARA/Shutterstock)


Permen tongkat

Pada tahun 1670, seorang choirmaster di Cathedral of Cologne tidak dapat mencegah anggota paduan suara berbicara selama latihan untuk presentasi Nativity Scene yang akan datang, jadi dia ingin membagikan peppermint stick (suguhan populer saat itu) untuk membuat mereka sibuk masing-masing.

Dia meminta pembuat permen setempat untuk membengkokkannya menjadi bentuk kait gembala, untuk mengingatkan anak-anak bahwa Yesus adalah "gembala yang baik" yang menjaga kawanannya tetap aman. Permen berbentuk tongkat ini tersebar di seluruh Eropa, dan masih digunakan sampai sekarang.

Baca juga: Tujuh hidangan Natal khas keluarga Indonesia

Pohon Natal

Pohon Natal menjadi simbol yang paling khas dalam perayaan Natal. Simbol ini bermula dari cerita Martin Luther yang pergi berjalan-jalan di hutan pada suatu malam dan terpesona oleh keindahan bintang-bintang yang menembus pepohonan.

Dia kemudian memotong satu, membawanya pulang, dan menghiasinya dengan lilin untuk menciptakan kembali pemandangan tersebut untuk keluarganya. Idenya menyebar, dan sekarang Natal kurang lengkap tanpa pohon cemara, baik yang asli ataupun tiruan.

Bintang di ujung pohon Natal

Banyak orang menghiasi pohon Natal mereka dengan bintang yang bersinar, dan yang lainnya menggabungkan desain ke dalam dekorasi mereka dengan cara lain.

Bintang itu mungkin salah satu simbol Natal yang tertulis di alkitab. Ini mewakili bintang yang muncul di langit setelah Yesus lahir, yang kemudian memimpin Tiga Orang Majus untuk mengunjunginya di Betlehem.

Bintang tersebut juga mengingatkan orang Kristen untuk mengikuti Yesus seperti cahaya penuntun mereka sendiri.

Kaus kaki Natal

Orang-orang telah menggantung kaus kaki mereka di dekat cerobong asap dengan hati-hati setidaknya sejak tahun 1800-an, dan tidak ada yang tahu pasti bagaimana awalnya.

Kisah paling populer mengatakan bahwa seorang lelaki tua khawatir tentang masa depan ketiga putrinya, karena dia tidak punya cukup uang untuk memberi mereka mahar pernikahan yang bagus.

Santo Nikolas rupanya mendengar tentang penderitaan mereka dan ingin membantu tetapi tahu bahwa pria itu tidak akan menerima amal. Sebagai gantinya, lewat cerobong asap pria tua tersebut, Santo Nikolas memasukkan emas ke masing-masing kaus kaki anak perempuan, yang digantung di dekat perapian.

Lampu kelap-kelip

Natal datang pada saat musim dingin dan gelap di sebagian besar dunia, jadi mendekorasi dengan lampu yang mencerahkan menjadi masuk akal tanpa perlu memikirkan artinya.

Bagi orang Kristen, lampu melambangkan status Yesus sebagai Terang Dunia, dan cara Dia datang untuk menyelamatkan orang dari kegelapan.

Baca juga: 10 rekomendasi lagu K-pop untuk menemani Natal

Baca juga: SMS ucapan "Merry Christmas" pertama di dunia terjual Rp1,6 miliar

Baca juga: Lima lagu pilihan untuk warnai kehangatan Natal
 
Ilustrasi tinsel (ANTARA/Shutterstock)


Tinsel

Dekorasi dengan tinsel berasal dari kisah Ukraina di mana sebuah rumah tangga miskin menemukan biji pinus yang berakar di luar dan membawanya untuk pohon Natal.

Keluarga itu terlalu miskin untuk menghiasnya, jadi mereka pergi tidur dengan sebatang pohon. Namun dalam semalam, seekor laba-laba merayap masuk dan membuat jaring yang indah di seluruh tubuhnya. Saat matahari terbit, benang tersebut berubah menjadi perak dan emas dan mereka dapat merayakan Natal dengan meriah

Saat ini, banyak rumah tangga Eropa Timur menggantung laba-laba di pohon mereka untuk memperingati legenda tersebut, dan sisanya menggantung tinsel dan karangan bunga.

Hadiah Natal

Perayaan Natal juga identik dengan bagi-bagi kado atau bertukar kado. Hadiah-hadiah Natal ini asal usulnya bisa ditemukan dalam salah satu cerita alkitab.

Dalam kisah tersebut disebutkan bahwa tiga orang Majus tiba dengan membawa hadiah untuk bayi Yesus yakni emas, kemenyan dan mur.


Baca juga: Sambut Natal dan Tahun Baru, pengunjung Ancol dapat suntikan vitamin

Baca juga: Ratu Elizabeth batalkan perayaan Natalnya karena kekhawatiran COVID-19

Baca juga: Santa Claus dan putri duyung hias pohon Natal bawah air di JAQS

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021