Sentimen risk appetite kembali oleh meredanya kekhawatiran Omicron
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ditutup menguat, seiring meredanya kekhawatiran pelaku pasar terhadap penyebaran varian Omicron.

Rupiah sore ini ditutup menguat 14 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.290 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.304 per dolar AS.

"Sentimen risk appetite kembali oleh meredanya kekhawatiran Omicron," kata Analis DC Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Menurut Lukman, pelaku pasar memperkirakan tidak akan banyak negara yang akan memberlakukan penguncian penuh atau full lockdown walau tingkat infeksi global, terutama di Eropa dan AS, masih terus meningkat.

"Saya kira kekhawatiran akan kembali. Ada sentimen risk off atau aversion melihat banyaknya penerbangan liburan akhir tahun yang dibatalkan," ujar Lukman.

Baca juga: Rupiah Rabu pagi menguat 62 poin

Sementara itu jumlah kasus harian COVID-19 di Tanah Air pada Selasa (21/12) kemarin mencapai 216 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,26 juta kasus. Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 11 kasus sehingga totalnya mencapai 144.024 kasus.

Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 205 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,11 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 4.829 kasus.

Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 152,6 juta orang dan vaksin dosis kedua 107,71 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.268 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.226 per dolar AS hingga Rp14.291 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu ditutup menguat ke posisi Rp14.264 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.349 per dolar AS.

Baca juga: Harga emas di Asia cenderung datar, tertekan imbal hasil obligasi AS
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021