Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Suryo Prabowo menekankan kepada seluruh prajurit Satgas Konga XX-H yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di Kongo, untuk tetap menjaga nama baik Indonesia.

Penegasan itu disampaikannya saat meninjau Kontingen Garuda (Konga) XX-H/Monusco di Kongo, kata perwira penerangan Satgas TNI XX-H Lettu Inf Imam Mahmud dalam surat elektroniknya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

Dalam kunjungannya ke Kongo, Kasum TNI meninjau langsung kamp Konga XX-H/Monusco "Bumi Cenderawasih" dan meninjau langsung lokasi tempat kontingen TNI melaksanakan mandat PBB di Kongo.

Sebagai bagian dari misi perdamaian PBB di Kongo, TNI mendapat mandat untuk melakukan pembangunan jalan yang sudah menembus batas antara Kontingen Indonesia dengan Kontingen Nepal di KM 133 dari Dungu.

Kasum juga meninjau lokasi pekerjaan jalan Dungu-Faradje yang dilakukan oleh kontingen TNI.

Letjen TNI Suryo Prabowo juga melakukan peninjauan pembangunan jembatan Acrow 700 (Kanada), yang sedang dikerjakan oleh Satgas Kizi TNI di Kampung Road Quatre KM 111, yang pembangunannya direncanakan selesai dalam pekan ini.

PBB melalui perwakilannya dalam misi itu menyatakan, berdasar evaluasi selama tiga bulan terakhir kualitas pekerjaan Konga XX-H yang dihasilkan masuk kategori terbaik diantara kompi zeni kontingen militer negara lain yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di wilayah tersebut.

Atas predikat tersebut, Kasum TNI Suryo Prabowo mengingatkan seluruh prajurit Konga XX-H untuk tidak berpuas diri dan tetap berusaha menjalankan misi dengan sebaik-baiknya.

"Jangan merasa cepat puas dengan hasil yang telah dicapai, pertahankan hasil kerja yang dinilai baik selama ini dan bekerja secara profesional," kata Kasum TNI.

Suryo Prabowo juga mengingatkan seluruh prajurit Konga XX-H untuk terus menjaga hubungan baik dengan masyarakat lokal dan juga keakraban dengan kontingen dari negara lain.

Tak hanya itu, seluruh personel Satgas untuk tetap menjaga kesehatan agar jangan sampai terkena penyakit menular yang masih terdapat di beberapa wilayah Afrika.

"Hal tersebut didasari oleh fakta bahwa sebagian penyakit berbahaya di Afrika belum ada obatnya. Apabila sampai ada prajurit yang mengidap penyakit tersebut akan berpengaruh negatif kepada keluarga dan lingkungan di Indonesia," kata Kasum TNI.(*)
(T.R018/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011