warga terpaksa menyeberangi sungai yang airnya deras
Cianjur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, mencatat dua jembatan gantung di wilayah selatan Cianjur, putus akibat terseret arus sungai, akibatnya aktifitas warga di lima desa di Kecamatan Cidaun, lumpuh total karena tidak ada jalan alternatif.

Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Labis di Cianjur Jumat, mengatakan putusnya dua jembatan gantung yang merupakan akses utama penghubung antardesa dan kecamatan itu, terjadi Jumat dini hari, akibat derasnya air Sungai Cimaragang yang membentang di Kecamatan Cidaun, saat hujan turun deras dengan intensitas tinggi sejak malam hari.

"Hujan turun deras sejak malam hingga pagi menjelang, membuat debit air di Sungai Cimaragang terus meluap dan arus menjadi deras. Akibatnya jembatan gantung yang berdiri di atas sungai putus, sehingga membuat aktifitas warga dari lima desa lumpuh total," katanya.

Baca juga: Jembatan gantung penghubung dua kecamatan di Cianjur putus
Baca juga: Warga tiga desa terisolir akibat jembatan putus

Ia menjelaskan, dua jembatan gantung tersebut, Jembatan Datar Bolang dan Cisarakan yang menghubungkan Desa Neglasari, Cibuluh, Cimaragang, Karangwangi dan Gelarpawitan, putus dengan landasan jembatan sebagian besar terbawa arus sungai, sehingga akses utama warga hilang.

Sehingga pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk membuat jembatan darurat agar warga di lima desa tidak terisolir karena jembatan tersebut merupakan akses utama warga untuk beraktifitas, terutama aktifitas perekonomian.

"Kita sudah berkoordinasi dengan dinas terkait agar segera membangun jembatan darurat, sebelum kembali membangun jembatan yang putus. Harapan kami, warga dapat beraktifitas kembali setelah jembatan sementara dibangun, sambil menunggu pembangunan kembali," katanya.

Baca juga: Jembatan putus, ratusan siswa di Cianjur libur sekolah
Baca juga: Jembatan penghubung antar kampung putus akibat banjir

Kepala Desa Gelarpawitan, Heri Kuswanto, mengatakan akibat ambruknya kedua jembatan yang menjadi akses utama itu, aktivitas warga di lima desa lumpuh total karena tidak ada jalan alternatif selain dua jembatan tersebut.

"Sekarang warga terpaksa menyeberangi sungai yang airnya deras saat ada keperluan baik menjual hasil bumi atau ada keperluan lainnya. Kami berharap segera dibangun jembatan darurat karena warga menantang maut ketika hendak beraktifitas," katanya.

Baca juga: Jembatan di Bengkulu Tengah putus akibat banjir bandang

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021