Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meyakini Nahdlatul Ulama (NU) semakin solid dan besar di bawah kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf karena pengalaman dan rekam jejak yang telah dimilikinya, dalam hal dakwah, organisasi, hingga kenegaraan.

"Rekam jejak KH Yahya Cholil Staquf tidak perlu diragukan. Beliau merupakan putra (alm) KH Cholil Bisri, pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibin Rembang. KH Yahya Cholil Staquf juga menjadi santri (alm) KH Ali Maksum di Krapyak, Yogyakarta," kata Bambang Soesatyo dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan, dalam kenegaraan, Gus Yahya pernah menjadi juru bicara Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Karena itu, menurut dia, tidak heran jika Gus Yahya sangat mewarisi jiwa toleransi dan pluralisme Gus Dur.

Baca juga: Fraksi Golkar MPR yakin Gus Yahya dapat perkuat persaudaraan Muslim

"Sebagai organisasi Islam terbesar di dunia, dengan jumlah anggota mencapai 79 juta jiwa, NU tidak hanya menjadi kekuatan sosial bagi bangsa Indonesia dalam menjaga persatuan dan kesatuan. NU juga senantiasa menjadi kekuatan sosial dunia dalam menghadirkan Islam yang tasamuh (toleran), tawazun (seimbang/harmoni), tawassuth (moderat), dan ta'adul (keadilan)," ujarnya.

Dia menjelaskan, di tengah situasi dunia yang masih dihantui terorisme, NU telah menjadi "benteng" pertahanan dunia karena selalu dengan tegas menolak terorisme.

Baca juga: Anggota DPR: Gus Yahya alumni HMI mampu diterima warga NU

Menurut dia, NU juga selalu melawan tindakan teror yang dijalankan atas nama agama apapun dan oleh organisasi apapun.

"NU tidak pernah memberikan ruang bagi paham radikal, sekaligus selalu memberikan pencerahan kepada umat bahwa tindakan teror tidak dibenarkan atas nama agama," katanya.

Bamsoet menilai salah satu tantangan terbesar lainnya yang harus dijawab NU adalah bagaimana menggaet kalangan muda dan urban perkotaan. Hal itu menurut dia agar basis NU tidak hanya hadir di berbagai desa, melainkan juga bisa menembus hingga "jantung" perkotaan.

Baca juga: AHY: Demokrat siap bersinergi dengan NU dan Gus Yahya

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021