Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Pendidikan Tinggi Kemdiknas Prof Dr Djoko Santoso menyatakan perguruan tinggi negeri diperkenankan untuk menyelenggarakan seleksi jalur mandiri setelah hasil ujian tertulis SNMPTN diumumkan, yakni pada 30 Juni 2011.

"Silakan saja bagi PTN yang memang masih memiliki daya tampung kursi untuk masing-masing jurusan bisa menyelenggarakan secara mandiri, namun kami ingin mengingatkan kuotanya tidak boleh melebihi 40 persen," kata Djoko pada penjelasan pers pelaksanaan ujian tertulis SNMPTN di Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan, kebijakan penyelenggaraan seleksi mandiri PTN memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yakni bila sebelumnya PTN mengadakan seleksi mandiri terlebih, setelah itu dilaksanakan SNMPTN, maka pada tahun 2011 prioritas untuk jalur undangan dan ujian tertulis SNMPTN.

"Setelah proses SNMPTN selesai, PTN bisa mengadakan seleksi tetap dengan sejumlah catatan, yakni jalur mandiri bukan untuk meraup dana dari penetapan biaya masuk yang tinggi, masih ada peluang bagi peserta yang tidak lolos seleksi SNMPTN untuk masuk pada PTN yang diminati. Selain itu, untuk mengakomodasikan ijazah sekolah menengah atas yang berasal dari sekolah di luar negeri," katanya.

Meski tidak dapat menyebutkan secara rinci jumlah PTN yang akan menyelenggarakan seleksi jalur mandiri, namun Djoko mengatakan mayoritas PTN kemungkinan masih memiliki kursi kosong, seperti ITB dengan nama "ITB untuk Semua" dan ITB Kemitraan Nusantara".

Demikian juga, PTN lainnya, seperti Universitas Indonesia, IPB, UNJ dan lain sebagainya diperbolehkan menyelenggarakan seleksi jalur mandiri yang pelaksanaannya diserahkan ke masing-masing pengelola PTN.

Sementara itu, Ketua SNMPTN yang juga rektor IPB, Prof Dr Ir Herry Suhardiyanto mengingatkan agar peserta dan masyarakat tidak terpancing iming-iming oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dengan menjanjikan jaminan masuk ke PTN yang diminati dengan imbalan uang dalam jumlah tertentu.

"Kami menerima laporan adanya layanan pesan singkat atau Short Message Service (SMS) yang berisi tawaran meloloskan peserta dalam ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). kami ingatkan agar masyarakat tidak mempercayai hal itu,"katanya.

Demikian juga, beredar SMS dan pesan lainnya yang menyatakan seolah-olah dapat membantu meloloskan peserta. Tolong disampaikan bahwa yang seperti itu tak mungkin bisa tembus," tambahnya.

Herry mengatakan peluang lolos dalam seleksi ujian tertulis selalu ada bila peserta mengikuti prosedur resmi yang sudah ditetapkan oleh panitia SNMPTN sehingga tidak perlu terpengaruhi isu yang hanya menguntungkan oknum-oknum saja.(*)
(T.Z003/ANT)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011