Kami tidak memiliki peristiwa-peristiwa yang dapat menggerakkan pasar di dalam atau di luar negeri, dan banyak orang masih jauh dari pasar, sulit untuk membuat taruhan aktif
Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Jepang tergelincir pada perdagangan sesi pagi Senin, dengan SoftBank Group memimpin penurunan ketika kekhawatiran atas dampak varian Virus Corona Omicron mengimbangi kenaikan saham-saham teknologi kelas berat.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) melemah 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 28.721,58 poin pada pukul 02,15 GMT, sementara Indeks Topix yang lebih luas jatuh 0,30 persen menjadi diperdagangkan di 1.980,71 poin.

Investor teknologi global SoftBank Group merosot 1,99 persen di tengah berita bahwa Credit Suisse sedang mencari informasi melalui pengadilan AS, yang dapat menyebabkan pihaknya mengambil tindakan hukum di Inggris terhadap perusahaan Jepang itu untuk memulihkan dana-dana tertentu.

"Kami tidak memiliki peristiwa-peristiwa yang dapat menggerakkan pasar di dalam atau di luar negeri, dan banyak orang masih jauh dari pasar, sulit untuk membuat taruhan aktif," kata Manajer Departemen Riset Tachibana Securities, Shigetoshi Kamada.

Volume saham yang diperdagangkan di papan utama Bursa Efek Tokyo mencapai 0,35 miliar, dibandingkan dengan rata-rata 1,19 miliar dalam 30 hari terakhir.

Baca juga: Saham Asia dan minyak cenderung melemah, tertekan kekhawatiran Omicron

"Di bawah lingkungan ini investor memilih untuk bertaruh pada kelompok saham tertentu, yang terkait dengan chip kelas berat, dan saham lainnya dijual karena alasan ketakutan terhadap Omicron," tambah Kamada.

Saham-saham teknologi naik, dengan perusahaan terkait chip Tokyo Electron dan Advantest masing-masing terangkat 1,67 persen dan 0,37 persen. Pembuat gim Sony Group menguat 0,81 persen dan pembuat peralatan medis Terumo naik 0,78 persen.

Sementara itu pengecer terpukul karena lebih banyak kasus varian yang sangat menular ditemukan di Jepang, meningkatkan kekhawatiran pembatasan yang lebih ketat yang memperlambat pemulihan ekonomi dari pandemi.

Operator toko pakaian Uniqlo, Fast Retailing, adalah hambatan terbesar di Nikkei, jatuh 1,75 persen.

Pengecer barang interior rumah Nitori Holdings anjlok 7,38 persen dan toko ritel Muji Ryohin Keikaku turun 1,65 persen.

Ada 64 kenaikan pada Indeks Nikkei melawan 152 penurunan.

Baca juga: IHSG awal pekan diprediksi naik, seiring optimisme di tengah Omicron

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021