New Delhi (ANTARA News/AFP/Reuters) - Kanselir Jerman Angela Merkel memimpin satu delegasi besar para menteri dan pengusaha ke India, Selasa, dengan agenda meningkatkan perdagangan antara negara ekonomi terbesar Eropa dan negara Asia Selatan itu.

Pesawat yang membawa kanselir itu terlambat dua jam mendarat di New Delhi karena Iran menangguhkan hak terbangnya melintas wilayah negara itu.

Seorang wartawan Reuters yang ikut rombongan Merkel melaporkan Iran menangguhkan hak terbang itu segera sebelum pesawat itu memasuki wilayah udara Iran.

Merkel, yang membawa serta empat menteri, akan bertemu dengan Perdana Menteri Manmohan Singh dan Presiden Pratibha Patil dalam kunjungan sehari di ibu kota India, New Delhi.

Selain meningkatkan hubungan bisnis, kedua pihak diperkirakan akan membicarakan masalah-masalah penting yang memisahkan mereka, seperti antara lain pencalonan ketua baru Badan Moneter Internasional (IMF) dan penggunaan tenaga nuklir.

Jerman mendukung kandidat Eropa bagi ketua IMF, Christine Lagarde, di tengah-tengah perbedaan antara negara-negara maju dan berkembang menyangkut jabatan ketua badan itu.

Secara tradisional, IMF dipimpin seorang Eropa sementara organisasi kembar Bank Dunia dipimpin seorang warga Amerika Serikat, tetapi negara-negara sedang berkembang mengkritik sistem itu.

Mengenai tenaga nuklir, Jerman, Senin, mengumumkan pihaknya akan menutup secara bertahap fasilitas-fasilitas atom secara bertahap pada 2012, yang pertama dilakukan satu negara besar setelah bencana di fasilitas listrik tenaga nuklir Fukushima, Jepang, Maret lalu.

Sementara itu, India mengumumkan rencana-rencana untuk meningkatkan kapasitas tenaga nuklirnya dan telah membicarakan hal itu dengan kelompok-kelompok Rusia, Prancis, Jepang, dan AS untuk membangun fasilitas-fasilitas baru di seluruh negara itu.

Sekarang, tiga persen kebutuhan listrik India berasal dari tenaga nuklir dan pemerintah akan meningkatkan menjadi enam persen pada 10 tahun terakhir ini dan 13 persen tahun 2030.

Jerman adalah mitra dagang terbesar India di Eropa dengan perdagangan bilateral 15,4 miliar euro (21 miliar dolar) tahun 2010. Para pejabat India memperkirakan angka ini akan naik menjadi 20 miliar euro tahun 2012.

Merkel juga akan mendesak masalah jet tempur Typhoon Eurofighter, yang diproduksi bersama oleh konsorsium Eropa termasuk Jerman, yang diinginkan India.

Pesawat Eurofighter bersaing dengan Rafale buatan Prancis yang diproduksi kontraktor pertahanan Dassault. (H-RN) (*)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011