Sydney (ANTARA News/AFP) - Pemerintah Australia pada Selasa memutuskan menghentikan ekspor binatang hidup ke 11 Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Indonesia setelah televisi negara itu menyiarkan gambar "mengejutkan" penyiksaan sapi di rumah jagal.

Menteri Pertanian Joe Ludwig mengatakan dia membuat keputusan setelah menyaksikan cuplikan gambar dari kelompok kesejahteraan hewan "Animals Australia", yang ia gambarkan sebagai "benar-benar tidak bisa diterima".

"Tidak satupun menerima penganiayaan binatang," kata Ludwig dalam sebuah konferensi pers, menambahkan bahwa gambar video itu "sungguh-sungguh mengejutkan".

Menteri menghentikan perdagangan hewan hidup untuk fasilitas yang teridentifikasi dalam rekaman, dan telah memerintahkan penyelidikan independen terhadap perlakuan binatang sepanjang seluruh rantai pasokan ke Indonesia.

"Saya memutuskan menghentikan perdagangan binatang ternak ke rumah jagal yang terdapat di dalam rekaman," ujar Ludwig melalui pernyataan tertulisnya.

Ludwig mengatakan sementara ekspor sapi hidup adalah perdagangan yang berharga bagi Australia, ia tidak akan mengesampingkan memperluas suspensi untuk fasilitas lain jika banyak bukti kekejaman dan penganiayaan terungkap.

"Sangat penting bahwa kita menunjukkan kepada masyarakat bahwa kita melakukan hasil kesejahteraan binatang yang sangat, sangat serius," kata sang senator.

Pengumuman itu menyusul penayangan sebuah program di televisi ABC Senin malam yang menunjukkan kematian hewan sekarat berkepanjangan dan dianiaya secara kejam di beberapa Rumah Pemotongan Hewan di Indonesia.

ABC mengatakan pihaknya memiliki bukti kekejaman, termasuk menendang, memukul, mencongkel mata dan mematahkan ekor beberapa hewan karena pekerja Indonesia berusaha memaksa ternak ke dalam kotak pembantaian.

Canberra mendanai sejumlah proyek yang bertujuan meningkatkan infrastruktur dan pelatihan untuk mempromosikan penanganan dan praktek pemotongan hewan yang lebih baik, dan Ludwig mencatat bahwa tidak semua Rumah Pemotongan Hewan Indonesia bersalah.

Tapi tekanan sedang meningkat di Australia untuk melarang ekspor hewan hidup ke tetangganya di Asia itu, dengan dua anggota parlemen independen berjanji untuk memperkenalkan sebuah RUU kepada parlemen untuk penghentian segera perdagangan ke Indonesia.

Politisi Australia, Andrew Wilkie, menuntut pemerintah dan eksportir untuk mengakhiri pengiriman ternak hidup ke Indonesia. Mereka mengatakan, baik pemerintah maupun industri telah mengabaikan fakta yang terjadi di rumah pemotongan hewan Indonesia.

Andrew Wilkie, yang dukungannya sangat penting untuk koalisi rapuh pemerintahan Perdana Menteri Julia Gillard, mengatakan manfaat keuangan dari perdagangan tidak boleh mempengaruhi keputusan pemerintah.

Ekspor ternak hidup Australia bernilai 684,5 juta dolar Australia (734 juta dolar AS) pada 2010. Indonesia merupakan pasar terbesar dengan hampir 60 persen dari perdagangan.

Pada 2010 Australia mengirim sekitar 521.000 sapi ke Indonesia, di mana kurang luasnya pendinginan membuat ekspor ternak hidup lebih baik di beberapa daerah, dan sudah mengirim sekitar 88.480 sapi tahun ini, menurut badan industri LiveCorp.

Pada 2006, Australia menghentikan ekspor binatang hidup ke Mesir setelah kekhawatiran tentang kesejahteraan hewan.(*)

(A026/M012)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011