Den Haag (ANTARA News/AFP) - Bekas pemimpin militer Serbia Bosnia Ratko Mladic tiba di Belanda, Selasa, untuk menghadapi tuduhan genosida dan kejahatan perang di Den Haag setelah hampir 16 tahun dalam pelarian.

Tayangan televisi memperlihatkan sebuah pesawat dengan tulisan "Republik Serbia" di sisinya menyentuh bandara Rotterdam pada pukul 19.45 waktu setempat (pukul 0.45 WIB Rabu) dan sebuah taksi ke hanggar yang dijaga sangat ketat diikuti oleh dua jip hitam.

Sebuah helikopter Belanda menunggu di tarmak untuk membawa Mladic ke unit tahanan PBB di Den Haag, tempat kedudukan Pengadilan Kejahatan Internasional untuk bekas Yugoslavia (ICTY).

Pihak penuntut telah mendakwa Mladic, bekas kepala militer Serbia Bosnia, dengan genosida atau pembasmian etnis, pembunuhan, pendeportasian, tindakan tidak manusiawi, dan perlakuan kejam pada bagiannya dalam rencana untuk mencapai "pembersihan atau penghilangan" Muslim dari bagian-bagian besar Bosnia guna mengejar sebuah negara "Serbia yang lebih besar".

Ia dituduh mendalangi pembunuhan besar-besaran di Srebrenica [pda 1995 atas lebih dari 7.500 pria dan anak laki-laki Muslim, kekecaman terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II.

Ia juga dituduh atas pengepungan selama 44 bulan terhadap ibu kota Bosnia, Sarajevo, dari Mei 1992 dimana 10.000 orang telah tewas.

Sebelumnya Selasa, hakim-hakim Serbia menolak banding Mladic terhadap pengirimannya ke ICTY yang didukung PBB untuk menghadapi pengadilan karena yang diduga kekejaman yang dilakukan pada saat perang Bosnia 1992-95.

Orang yang paling dicari di Eropa itu ditangkap di desa Lazarevo di Serbia utara, Kamis, dan ditahan oleh pengadilan kejahatan perang Serbia di Beograd hingga keberangkatannya ke Den Haag.

Upaya banding bekas jendral dengan alasan kesehatan yang "mengkhawatirkan" telah gagal dan ia dinyatakan sehat untuk menghadapi tuduhan genosida, kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, yang dilakukan pada saat perang Bosnia 1992-95.

Di Den Haag, Mladic akan bergabung dengan bekas pemimpin politik Serbia Bosnia Radovan Karadzic, yang sekarang ini sedang diadili.

Dicari dengan 15 tuduhan, Mladic berisiko mendapat hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.

Pada waktu kedatangannya, akan dibacakan padanya hak-haknya dan ditanya apakah ia akan berbicara pada seorang pengacara. Menurut aturan prosedur pengadilan itu, ia kemudian akan tampil di hadapan tiga hakim pengadilan itu "tanpa penangguhan".

Pada penampilan awalnya, Mladic akan diminta untuk mengajukan pembelaan atas tuduhan-tuduhan dalam dakwaannya.

Jika ia menolak, ia akan diberi 30 hari lagi untuk mempertimbangkannya, setelah itu pengadilan tersebut akan memulai pembelaan tidak-bersalah atas namanya.

Mladic telah menyatakan melalui anak laki-lakinya, Darko Mladic, bahwa ia tidak terkait dengan pembunuhan besar-besaran di Srebrenica.

Sebelumnya, Selasa, Mladic mengunjungi makam anak perempuannya Ana, yang melakukan bunuh diri pada usia 23 tahun yang menurut laporan karena tuduhan-tuduhan terhadap ayahnya.

Jendral pensiunan itu kembali ke sel tahanannya, dan kemudian pada siang harinya diterbangkan dengan pesawat ke Belanda.

Serbia pada umumnya tetap damai menyusul berita penangkapan dan esktradisi Mladic.

Ribuan warga Serbia Bosnia berdemonstrasi Selasa, bagaimanapun, untuk menunjukkan dukungan mereka pada Mladic.

Polisi mengatakan sebanyak 10.000 demonstran telah berkumpul di Banja Luka, ibu kota Republika Srpska wilayah Serbia Bosnia, untuk menentang penangkapan Mladic di Serbia pekan lalu dan memujinya sebagai "anak laki-laki yang berani". (S008/AK/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011