Sampit (ANTARA) - Prestasi membanggakan kembali ditorehkan siswi SMAN 2 Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah dengan meraih juara III lomba poster internasional dalam rangka peringatan Hari Pangan Dunia 2021 setelah prestasi yang sama pada 2020.

"Prestasi ini tentu saja tidak hanya menjadi kebanggaan kami di SMAN 2 Sampit, tetapi juga membawa harum nama Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, bahkan Indonesia karena lomba ini tingkat internasional. Kami bangga kepada anak didik kami atas prestasi yang mereka capai," kata Kepala SMAN 2 Sampit Kodarahim di Sampit, Rabu.

World Food Day 2021 Poster Contest atau lomba poster itu dilaksanakan oleh Food and Agriculture Organization of the United Nations atau Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diikuti peserta dari berbagai negara di dunia yang diklasifikasi dari kelompok umur.

Pada 2020, siswi SMAN 2 Sampit bernama Arina Afla Safa Putri meraih juara III lomba poster internasional tersebut untuk kelompok usia 16-19 tahun dengan jumlah peserta 1.350 orang.

Saat itu, tema lomba adalah Food Heroes atau pahlawan makanan. Arina Afla Safa Putri menggambar piring berisi makanan yang dikelilingi sejumlah orang sedang bekerja yang menggambarkan bahwa untuk menghasilkan sepiring makanan tersebut ada banyak orang yang berjuang, mulai dari proses penanaman, distribusi, hingga dihidangkan di piring untuk siap disantap.

Pada 2021, siswi SMAN 2 Sampit kembali mengharumkan nama Indonesia dengan meraih juara III pada ajang serupa, di bawah peserta dari Cyprus yang menjadi juara I dan Spanyol juara II.

Baca juga: Vokasi UI juara pertama lomba poster ikatan fisioterapi Indonesia

Siswi tersebut adalah Virsa Cinta Ramadhani yang ikut pada kategori kelompok usia 13-15 tahun. Tema lomba tahun ini adalah Food Journey atau perjalanan makanan. Dalam poster tersebut digambarkan proses perjalanan nasi mulai dari petani menyiapkan lahan secara tradisional, menanam, merawat, memanen, distribusi, dimasak, hingga siap disantap.

Ada delapan murid SMAN 2 Sampit yang mengirimkan karya pada lomba poster tersebut, namun poster karya Biasa Cinta Ramadhani yang berhasil menjadi juara III.

Untuk mempersiapkan materi lomba, peserta dibantu guru pembimbing yaitu Anwar Muttaqien dan Indah Siswanti. Sejak lomba diumumkan, dua guru tersebut langsung berkonsentrasi membantu anak didik mereka mempelajari aturan dan tema lomba yang kemudian menjadi acuan bagi mereka mencari ide poster.

Poster dibuat secara manual dengan digambar atau bukan melalui proses desain komputer. Artinya, peserta yang diikutkan adalah orang-orang terpilih yang memiliki kemampuan bagus dalam menggambar.
Poster karya Virsa Cinta Ramadhani, siswi SMAN 2 Sampit yang menjadi juara III lomba poster internasional. ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi

Pihak sekolah juga menggelar lomba poster di internal sekolah. Mereka yang menghasilkan karya terbaik, dibina dan didukung untuk mengikuti lomba.

Tidak terlalu sulit bagi siswa dalam memahami tema tersebut karena mereka umumnya sudah pernah melihat tatapan-tahapan proses penanaman hingga panen padi di sekitar tempat tinggal mereka. Hal itu cukup membantu mereka dalam menggambar poster tersebut.

"Kalau tidak dibimbing maka mereka kurang fokus. Hal terpenting adalah ide pertama dalam membuat gambar dan fokus. Walaupun gambar posternya bagus tapi kalau tidak sesuai tema maka peluang menang itu kecil," ujar Anwar.

Guru pendamping dengan serius mengawal dan mengevaluasi hasil karya siswa mereka. Total sekitar tiga bulan waktu dihabiskan dan beberapa kali harus diulang untuk mendapatkan poster yang dianggap lebih baik.

"Evaluasi kami, anak-anak kadang mepet padahal sudah sering diingatkan. Tahun depan kami harus siapkan lebih awal sehingga diharapkan hasilnya bisa lebih bagus. Narasi dan gambar posternya saling mendukung dan memperkuat," kata Anwar.

Baca juga: Cegah kanker nasofaring dengan resep "kacang mete" ala mahasiswa UMM

Indah Siswanti mengatakan pihaknya serius mendampingi murid guna menghasilkan karya untuk diikutkan lomba poster internasional tersebut.

Menurutnya, menggambar tanpa tema itu banyak yang bisa, namun ketika disodorkan tema maka banyak yang kurang fokus.

"Kami juga mempelajari tema dan karya-karya poster yang pernah menjadi juara tahun-tahun sebelumnya. Makanya kami perkuat unsur kearifan lokal. Itu yang sepertinya menjadi poin penting penilaian," ujar Indah.

Virsa Cinta Ramadhani, siswi yang meraih juara III lomba poster internasional itu, mengaku senang bisa meraih prestasi tersebut.

Dia berterima kasih karena telah dibimbing guru sehingga bisa menghasilkan poster yang bagus.

"Ada tiga kali ganti hingga bisa selesai. Kendala memang kehabisan ide ketika diberikan tema makanya perlu bimbingan agar tetap terarah," katanya.

Baca juga: Hari ini ada bursa kerja, lomba poster-video zakat
Baca juga: Pramuka-FAO gelar lomba poster-video Hari Pangan Dunia

Pewarta: Muhammad Yusuf/ Norjani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021