Jakarta (ANTARA) - Pekerjaan rumah terbesar bagi bangsa ini sejatinya ketika mengupayakan suatu program pembangunan manusia.

Sebab pembangunan manusia terkait dengan karakter dan budi pekerti yang indikator penilaian atau keberhasilannya kerap kali sulit untuk diukur secara kuantitatif.

Meski begitu, pembangunan sumber daya manusia menjadi kunci keberhasilan suatu bangsa untuk menjadi negara maju. Oleh karena itu, upaya ini tidak terelakkan dan harus dilakukan.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo berkali-kali menegaskan, fokus dunia pendidikan saat ini adalah untuk memberikan keterampilan kerja bagi generasi muda.

Hal ini dalam rangka menyambut bonus demografi dan persaingan antarnegara yang semakin ketat.

Pendidikan dan pelatihan vokasi/kejuruan akan semakin diperkuat seiring bergesernya strategi pembangunan dari pembangunan infrastruktur fisik, menjadi pembangunan manusia.

Di samping itu, semua harus menyadari bahwa kunci bagi bangsa Indonesia untuk mempersiapkan diri dalam memenangkan persaingan terletak pada kualitas sumber daya manusianya.

Selain infrastruktur yang telah dibangun dalam empat tahun terakhir, peningkatan kualitas manusia menjadi prasyarat agar Indonesia tidak terjebak dalam perangkap pendapatan menengah (middle income trap).

Baca juga: Mencetak talenta digital dimulai dari sekolah

Baca juga: Cara SMK jawab kebutuhan talenta digital handal bagi industri 4.0


Dunia Usaha

Di Indonesia sendiri, keberadaan tenaga kerja yang kompeten bukan saja membangun negeri dalam skala yang lebih besar namun dalam jangka pendek dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri (DUDI) lantaran akan berdampak pada produktivitas perusahaan.

Kendati demikian, satuan pendidikan vokasi, khususnya sekolah menengah kejuruan (SMK) yang diproyeksikan menghasilkan lulusan siap kerja masih mengalami tantangan dalam memenuhi kebutuhan SDM yang selaras dengan keinginan industri.

Oleh karena itu diperlukan terobosan yang konkret dalam upaya pembangunan SDM termasuk untuk meningkatkan kompetensi dengan mengoptimalkan sekolah vokasi.

Salah satu yang kini sedang fokus dikembangkan di antaranya Program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) yang digagas oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Sejak tahun 2020 berbagai upaya memang dilakukan untuk mendapatkan terobosan dalam mewujudkan keselarasan antara pendidikan vokasi dengan DUDI.

Adapun pada Program SMK PK tahun 2022 pembaruan yang dilakukan adalah dengan menambahkan Skema Pemadanan Dukungan (matching support scheme) yang melibatkan industri secara lebih intensif.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto mengungkapkan, sebelumnya program ini adalah bentuk revitalisasi SMK yang kemudian diberi nama SMK Center of Excellence (CoE).

Selanjutnya pada tahun 2021 berubah menjadi SMK PK hingga saat ini. Tercatat, sudah ada 901 sekolah yang sudah menjadi SMK PK, dan akan terus bertambah seiring mulai dibukanya pendaftaran Program SMK PK tahun 2022 sampai dengan tanggal 14 Januari 2022.

Pihaknya percaya sekolah memiliki empat tahap pengembangan, di mana Kemendikbudristek berkomitmen mendampingi pengembangan sekolah di setiap tahap melalui program SMK PK.

Bahkan pihaknya pun telah melakukan analisis pada capaian kinerja peserta program SMK PK tahun 2021. Ada yang berada di tahap satu dan dua, tetapi jumlahnya sangat sedikit.

Sedangkan yang paling mendominasi ada di tahap tiga dan empat, ini cukup menggembirakan. Kalau sudah di tahap empat, pemerintah menargetkan teaching factory sudah optimal, link and match sudah lengkap, dan mengimbas ke SMK lain.

Baca juga: Wapres: Pendidikan vokasi paling terdampak pandemi COVID-19

Baca juga: Kementerian Pendidikan dorong sekolah optimalkan "teaching factory"


Lulusan Kompeten

Tujuan utama dari Program SMK PK Tahun ini sejatinya tetap sama, yaitu membangun SMK yang menghasilkan lulusan yang kompeten, diterima bekerja atau menjadi wirausaha dengan penghasilan yang kompetitif.

Namun di tahun 2022 ini targetnya diperkuat dengan penguatan kemitraan dan keselarasan yang mampu memberikan dampak keekonomian.

SMK PK juga akan menjadi sekolah penggerak yang berperan sebagai rujukan serta memiliki semangat pengimbasan bagi kinerja SMK lainnya dengan pilar utamanya adalah merdeka belajar.

Setiap SMK peserta Program SMK PK akan mendapat kucuran dana untuk melakukan penguatan pembelajaran berpusat pada kebutuhan kerja melalui teaching factory yang aktif memproduksi, peningkatan kapasitas SDM baik hard skills maupun soft skills, pengembangan kurikulum project based learning (PBL), serta peningkatan kualitas sarana dan prasarana.

Dari sisi penguatan produktivitas dan keekonomian, Program SMK PK difokuskan pada keahlian yang mendukung sektor industri dengan tren pertumbuhan positif sehingga berpotensi tinggi di masa depan.

Pada tahun ini Kemendikbudristek memperkenalkan Skema Pemadanan Dukungan untuk meningkatkan kolaborasi yang terukur nyata dengan dunia kerja.

Pemerintah juga akan mendorong dunia industri agar memberikan dukungan yang lebih konkret, jadi tidak hanya paket link and match 8+i tetapi industri mau berkontribusi misalnya dalam memberikan anggaran pada pengampu SMK PK.

Melalui Skema Pemadanan Dukungan SMK PK, industri dapat memberikan intervensi lanjutan pada program SMK PK.

Intervensi industri ini di antaranya dilakukan dalam bentuk upskilling/reskilling guru kejuruan, penyelarasan kurikulum, pembelajaran berbasis projek, praktik kerja lapangan, bantuan sarana dan prasarana untuk mengembangan teaching factory, hingga pada hilirisasi produk.

Jadi diharapkan dengan tambahan skema ini, mampu menumbuhkan sense of belonging dari industri. Misalnya, industri nantinya akan ikut memberikan preferensi terkait spesifikasi alat yang digunakan, kurikulum, dan lain sebagainya.

Dirjen Wikan mengatakan, pihaknya akan memberikan bantuan dalam menjaring industri agar mau terlibat dalam Program SMK PK. Hal ini dilakukan melalui pertemuan dengan para industriawan dan pihaknya akan menjelaskan berbagai nilai tambah yang akan diperoleh guna meyakinkan industri.

Jika hal itu dilakukan secara intensif maka bukan tidak mungkin peningkatan kompetensi SDM di tanah air akan terwujud melalui optimalisasi sekolah vokasi.

Baca juga: Sekolah vokasi diperbanyak guna persiapkan tenaga kerja andal

Baca juga: Dirjen: Sekolah kemaritiman harus "link and match" dengan industri

Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021