Singapura (ANTARA News) - Moskow mengkhawatirkan penggunaan kekuatan NATO yang tidak proporsional di Libya dan dukungan terang-terangan aliansi itu kepada satu pihak dalam konflik di negara itu, kata Wakil Perdana Menteri Rusia Sergei Ivanov seperti dikutip RIA Novosti, Minggu.

"Moskow prihatin atas makin meningkatnya penggunaan kekuatan militer yang tidak proporsional di negara di mana sifat dan parameter gangguan dari luar yang telah dengan jelas ditetapkan oleh keputusan-keputusan PBB," kata Ivanov.

Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi memaksakan zona larangan terbang di atas Libya pada 17 Maret yang membuka jalan bagi operasi militer terhadap pemimpin Libya Muammar Gaddafi yang mulai diperangi dua hari kemudian.

Perintah operasi itu bergeser dari koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat kepada NATO pada akhir Maret.

Dengan mendukung resolusi Dewan Keamanan PBB di Libya, Rusia berangkat dari kenyataan bahwa aksi itu ditujukan untuk memperkuat perdamaian dan mencegah eskalasi konflik serta kematian warga sipil, katanya.

"Namun, tindakan NATO disamarkan oleh penafsiran sewenang-wenang resolusi Dewan Keamanan PBB tidak dapat dicirikan selain gangguan dalam perang sipil di sisi salah satu pihak yang berkonflik," kata Ivanov.

"Kami percaya bahwa semua pihak dalam konflik harus menyelesaikan perselisihan Libya secara damai melalui dialog, sehingga PBB dan organisasi regional harus memainkan peran masing-masing," katanya.(*)

H-AK/A011

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011