Mataram (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan penggunaan Sirkuit Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 12 November 2021.

Bahkan, orang nomor satu di Indonesia itu tak ragu-ragu menjajal lintasan 4,31 km tersebut mengendarai sepeda motor custom Kawasaki W175 pada acara peresmian.

Sirkuit dengan nama resmi Pertamina Mandalika International Street Circuit ini merupakan satu - satunya sirkuit pertama di dunia yang menggunakan konsep jalan raya atau street circuit. Pembangunan Sirkuit Mandalika, dikerjakan dengan cepat, hanya diselesaikan dalam waktu 14 bulan.

Dari sisi kualitas infrastruktur, sirkuit Mandalika dengan panjang lintasan 4,31 km dan 17 tikungan ini dibangun mendatangkan aspal khusus dari Inggris untuk lapisan paling atas trek. Aspal ini diberi nama Stone Mastic Asphalt (SMA). Bahkan, aspal ini digadang-gadang merupakan yang terbaik di dunia.

Sirkuit Mandalika masuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dengan luas areal mencapai 1.075 hektare menjadi salah satu primadona dunia balap begitu trek di pesisir selatan pulau Lombok itu, menjadi tuan rumah World Superbike (WSBK) pada 19-21 Nopember 2021.

Keunggulan Mandalika yang dikelilingi pantai indah berpasir putih itu memang tidak didapati di sirkuit balapan dunia lainnya.

Bahkan juara dunia Mick Doohan berkelakar para pebalap akan sangat sulit membedakan antara balapan atau liburan ketika tiba di Sirkuit Mandalika.

"Saya takut pebalap tidak bisa membedakan mana balap, mana liburan. Karena konsep sirkuit Mandalika ini bisa dibilang wisata balapan, jadi di sini pebalap, penonton dan semua yang terlibat dalam MotoGP Mandalika ini bisa menikmati suasana konsep sirkuit yang menempel dengan pantai ini," ujar legenda hidup MotoGP itu.

Juara dunia lima kali era 500cc itu juga menilai Sirkuit Mandalika menantang karena memiliki karakteristik sirkuit cepat.
Baca juga: Presiden jajal Sirkuit Mandalika dengan motor balap modifikasi

Mandalika ekonomi baru NTB

Presiden Jokowi berharap keberadaan Sirkuit Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah bisa menjadi titik-titik ekonomi baru untuk Provinsi NTB.

"Dengan perhelatan-perhelatan besar setiap tahun di Sirkuit Mandalika, kita harapkan memunculkan titik-titik ekonomi baru di NTB," ujar Presiden Jokowi saat peresmian Sirkuit Mandalika.

Jokowi pun optimistis dilaksanakannya ajang internasional seperti World Superbike (WSBK) dan MotoGP bisa memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di NTB.

Usai ajang WSBK digelar, Nopember lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Sirkuit Mandalika akan dibuat lebih bagus lagi untuk perhelatan MotoGP Maret 2022 mendatang.

"Ini sirkuit standar kelas dunia, sudah high end-nya dunia. Jadi anak-anak muda patut bangga dengan itu. Kualitas sirkuit ini tentu ada sedikit perbaikan, dan tadi Pak Gubernur dan Pak Menhub sepakat akan segera diperbaiki, selesai Maret. Bulan Maret akan ada seri MotoGP, yang akan dibuat lebih bagus lagi," kata Luhut.

Luhut juga menyebut ajang WSBK 2021 telah memberikan dampak perekonomian yang sangat signifikan bagi NTB. Pasalnya keterisian hotel dan penginapan meningkat, begitu pula akomodasi lainnya. Apalagi saat MotoGP 2022.

"Di sini (Lombok) tidak ada satupun hotel dan homestay yang kosong, malah harganya naik tiga kali lipat. Sewa mobil juga naik, semua ekonomi menjadi hidup," kata Luhut.

Dalam seri penutup WSBK yang digelar di Sirkuit Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah pada 19-21 Nopember 2021, Luhut mentebutkan sekitar 1,6 miliar penduduk di Dunia menonton WSBK Mandalika. Angka yang sangat fantastis untuk gelaran pertama kali baru digelar.

Selain ditonton 1,6 miliar penduduk di dunia, pihak panitia kata Luhut sangat puas dengan kualitas Sirkuit Mandalika.

"Kalaupun ada perbaikan kita sepakat perbaiki. Karena bulan Maret ada MotoGP, sehingga sebelum bulan Maret semuanya harus sudah selesai," ujarnya.

Luhut juga menilai ekonomi NTB akan tumbuh 5 persen sebagai dampak kegiatan di Sirkuit Mandalika.

"Dengan adanya Sirkuit Mandalika, NTB akan menikmati dan nasional juga kebagian dan ekonomi NTB bisa tumbuh 5 persen, bahkan lebih," kata Luhut.

Menurut Luhut, digelarnya ajang WSBK dan MotoGP berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi NTB di tengah situasi pandemi COVID-19 yang masih melanda Indonesia. Sebab, dari gelaran seperti ini, para pelaku UMKM bisa terserap produk-produknya.

Sebab kata Luhut, dari 65 juta UMKM se Indonesia saat ini sudah ada yang on boarding sebanyak 17 juta UMKM. Untuk itu diharapkan akhir tahun 2024 lebih dari 30 juta atau sebagian dari jumlah UMKM di Indonesia bisa terserap hasil produknya.
Baca juga: Kunjungan Jokowi ke Mandalika bangkitkan ekonomi dan pariwisata NTB
Baca juga: Presiden Jokowi: Sirkuit Mandalika ciptakan sumber baru ekonomi NTB



Pertumbuhan ekonomi

Bank Indonesia (BI) menilai pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan IV 2021 akan berada di kisaran 5,01-5,81 persen (yoy) dengan salah satu pemicunya adalah ajang World Superbike (WSBK).

"Gelaran WSBK pada 19-21 November 2021 akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi karena multiefek ekonomi dari event besar internasional tersebut, baik di sektor pariwisata, transportasi hingga pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)," kata kata Kepala Perwakilan BI NTB Heru Saptaji.

Ia mengatakan faktor yang juga ikut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi NTB ke arah yang lebih baik adalah inflasi yang terkendali dengan baik serta stabilitas sistem keuangan terjaga.

Selain itu, pemicu lainnya adalah membaiknya pengendalian COVID-19 melalui pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan progres vaksinasi COVID-19 yang agresif. Hal itu dibuktikan dengan capaian vaksinasi dosis pertama sebesar 61,95 persen dan dosis kedua sebesar 27,42 persen.

"Bahkan, dosis pertama di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Tengah berada di kisaran 70-96 persen," ujarnya.

Heru menambahkan tren positif pertumbuhan ekonomi NTB tercermin dari pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) sejak triwulan II 2021 sebesar 4,76 persen dan triwulan III 2021 dan 2,42 persen (yoy). Angka tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi pada triwulan I 2021 yang masih mengalami kontraksi sebesar minus 1,13 persen (yoy).

"Pada triwulan III 2021, ekonomi NTB tetap tumbuh positif, namun sedikit melambat akibat pemberlakuan PPKM di tengah maraknya varian Delta COVID-19," ujarnya.

Menurut dia, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang bagus pada triwulan IV 2021, semua pihak harus mengawal program vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan guna mengendalikan penyebaran COVID-19.

Selain itu, Kantor Perwakilan BI NTB bersama pemerintah daerah dan instansi vertikal terkait terus berupaya mengembangkan pasar ekspor komoditas nontambang di wilayah NTB.

"Komoditas ekspor nontambang bisa menjadi mesin baru penggerak pertumbuhan ekonomi daerah," ucapnya pula.

Pada triwulan IV 2021, Heru memperkirakan aktivitas penjualan komoditas ekspor nontambang NTB akan mengalami kenaikan seiring teratasinya kendala mobilitas dan ketersediaan kontainer yang menyebabkan penurunan nilai penjualan pada triwulan-triwulan sebelumnya.

"Pendampingan dan pembinaan end-to-end process kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah untuk komoditas ekspor nontambang menjadi sangat esensial untuk menghasilkan produk nontambang yang berkualitas ekspor," katanya.


Bisnis pariwisata

Selain mendorong peningkatan ekonomi, adanya event internasional seperti MotoGP diharapkan mampu membangkitkan bisnis pariwisata. Salah contoh meski ajang tersebut masih berlangsung tiga bulan lagi, namun pemesanan kamar hotel di NTB khususnya Lombok sudah penuh.

Hal ini tidak dipungkiri karena ketersediaan kamar di Lombok khususnya masih sangat terbatas. Sirkuit Mandalika bisa menampung ratusan ribu penonton. Kapasitas kursi penonton di stand utama sirkuit Mandalika rencananya bisa mengakomodasi 93.200 penonton.

Kemudian, akan ada 138.700 area tanpa tempat duduk dan hospitality suites yang mampu menampung 7.700 penonton. Ratusan ribu penonton yang datang dipercaya mampu menggairahkan aktivitas ekonomi, terutama pariwisata di NTB, khususnya Lombok.

General Manager Lombok Astoria Hotel Saeno Kunto mengakui, pemesanan kamar di hotel yang dikelolanya sudah penuh untuk tamu-tamu yang akan menonton MotoGP pada Maret 2022 mendatang. Dari 164 kamar yang dimiliki 120 kamar sudah "full booking".

Ia mengatakan, rata-rata mereka yang memesan kamar hotelnya adalah tamu-tamu atau pelanggan yang menginap pada saat World Superbike (WSBK) pada Nopember lalu.

Menurutnya, pemesanan kamar lebih dulu ini disebabkan adanya kekhawatiran tidak dapat kamar karena pada saat WSBK lalu, mereka yang datang kesulitan mencari kamar hotel.

Untuk harga yang ditawarkan, dari harga terendah Rp2 juga hingga yang tertinggi mencapai Rp2,899 juta untuk deluxe room.

Ada juga harga kamar Rp2,250 juta, Rp2,350 juta dan Rp2,5 juta. Ini pun sudah semua dipesan. Kalaupun ada permintaan karena pelanggan loyal customer.

Kunto tidak menampik, tingginya permintaan kamar, membuat harga kamar hotel di wilayah itu menjadi melonjak drastis. Namun demikian, menurutnya kenaikan tersebut masih dalam batas-batas kewajaran.

"Bukan hanya kita memanfaatkan momen ini tetapi kita harus berpikir secara bisnis. Di kala permintaan tinggi maka kita juga harus main harga. Tapi kita tidak hanya bermain harga tapi kita juga menjaga kualitas, produk dan layanan. Sehingga apa yang dibeli customer itu tidak buat rugi," katanya.

Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) Yono Sulistyo juga mengakui, pemesanan kamar hotel untuk MotoGP di wilayah Kota Mataram sudah penuh. Bahkan, kata dia hal ini tidak terjadi di Kota Mataram, melainkan di Lombok Barat hingga kawasan Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah sudah penuh.

Untuk pemesanan kamar di Kota Mataram sudah 90 persen penuh, itu juga terjadi di luar Kota Mataram, seperti Mandalika dan Senggigi Lombok Barat.

General Manager Fave Hotel Mataram ini, mengatakan pemesanan kamar ini banyak datang dari agen - agen wisata, perusahaan, klub-klub motor dan tamu-tamu yang memang menjadi pelanggan setia dari hotel tersebut.

Di Fave Hotel itu sudah 90 persen pemesanannya dan 10 persen lagi sengaja simpan buat jaga-jaga, karena tidak mungkin semua kamar dijual 100 persen apalagi sifatnya masih booking, tetapi itupun pihaknya memberi batasan final sampai Januari.

"Kalau tidak ya terpaksa kita jual ke yang lain," ujarnya.

Terkait harga, Yono menyatakan kisaran perkamarnya masih bawah kisaran Rp1 juta. Meski demikian, pihaknya tidak membantah akibat tingginya permintaan menyebabkan harga kamar menjadi ikut naik. Namun, pihaknya melihat kenaikan harga tersebut masih tergolong wajar.

"Ini sudah harga terbaik yang kita kasih, karena kita beri harga segitu tetap bisa dibayar. Apalagi ini kan momen tidak juga setiap hari. Jadi ini sudah hukum pasarnya seperti itu," katanya.

"Jangankan di Lombok, di Sepang Malaysia juga begitu. Harga hotel yang tadinya Rp300 ribu pas MotoGP juga naik sampai Rp900 ribu," katanya.

Jelang MotoGP di Sirkuit Mandalika, rumah-rumah warga disulap jadi homestay berdesain lumbung Sasak.

Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) NTB Rini Dyah Mawarty mengatakan, konsep bangunan rumah untuk homestay itu seluruhnya mengadopsi kearifan lokal, yakni rumah lumbung Suku Sasak.

Konsep rumah yang dimaksud, adalah Bale Lumbung dan Bale Bonter.

Selain itu, homestay Mandalika ini juga bisa difungsikan sebagai alternatif hunian bagi wisatawan yang berkunjung ke Mandalika selama ajang balap MotoGP Indonesia 2022, Maret mendatang.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono dalam kunjungannya ke Mandalika, mengatakan Kementerian PUPR melakukan renovasi rumah warga menjadi homestay dengan pola pemberdayaan.

Artinya, seluruh proses pelaksanaannya melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan teknis sampai dengan kegiatan.

Sehingga harapannya, masyarakat setempat tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga bisa mendapatkan manfaat ekonomi dari sektor pariwisata.

Efek positif untuk kebudayaan lokal

Selain memberikan dampak di sektor ekonomi, kehadiran Sirkuit Mandalika dengan MotoGP juga bisa memberikan efek positif untuk kebudayaan lokal.

Adanya Sirkuit Mandalika untuk gelaran balap bergengsi seperti MotoGP dan WSBK The Mandalika, Lombok Tengah, NTB, diyakini bisa beri dampak bagi kemajuan ekonomi masyarakat serta keberadaan budaya Lokal.

Hal tersebut turut disebutkan oleh H Lalu Putria selaku tokoh budayawan Lombok Tengah, yang mengatakan bahwa setiap pembangunan pasti ada dampak positif dan negatifnya untuk masyarakat.

Maka pembangunan sirkuit Mandalika untuk MotoGP juga pasti membawa manfaat bagi semua pihak, baik pemerintah daerah, tokoh budayawan dan khususnya masyarakat setempat.

Kemudian H Lalu Putria kemudian mengajak semua lapisan termasuk masyarakat untuk mempersiapkan diri, sehingga tidak menjadi penonton di daerah sendiri.

"Kita semua harus optimis akan bisa membawa kemajuan bagi masyarakat. Para tokoh budayawan harus ikut ambil bagian dalam mendukung event tersebut," kata Putria.

Lalu Putria juga percaya bahwa ajang balap seperti MotoGP Mandalika bisa menjadi peluang dalam memperkenalkan pontesi dan promosi serta melestarikan budaya lokal yang ada kepada dunia. Bila perlu semua ikon di sirkuit itu bisa menggunakan nama tokoh atau budaya di Lombok.

"Jangan sampai kita terbawa budaya luar yang masuk, justru kita bisa menjadi filter dan bisa mempertahankan budaya lokal. Kita harus tetap menunjukkan budaya Lombok," tambahnya.

Putria juga tak luput menyampaikan harapannya kepada pengelola agar tetap melibatkan para budayawan dalam setiap kegiatan, sehingga bisa memberikan kontribusi bagi kelestarian budaya lokal di Lombok.

Sang budayawan turut menegaskan bahwa keberadaan sirkuit itu akan mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak, baik bagi pelaku UKM, jasa transportasi dan lainnya.

Ketika perhelatan dimulai harus ada ritual budaya adiluhung adat sasak yaitu Nede Rahayu Ayuning Jagat untuk memohon keselamatan. Pemerintah daerah juga harus bisa mempersiapkan SDM masyarakat dalam menyambut kegiatan tersebut.
Baca juga: WBSK dimulai, pemerintah berharap dampak nyata bagi masyarakat lokal
Baca juga: Menuai efek berganda ajang World Superbike di Mandalika


 

Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021