Washington (ANTARA News/Xinhua-0ANA) - NATO tidak akan mengirim pasukan angkatan darat meski telah menambahkan helikopter tempur Apache untuk persenjataan dalam serangan udara di Libya, kata kepala aliansi militer itu Senin.

"Saya tegaskan bahwa kita tidak memiliki niat apapun untuk meletakkan sepatu di tanah Libya," kata Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen kepada jaringan TV CBS, dalam sebuah wawancara.

Dia mengatakan bahwa blok militer, Pakta Pertahanan Atlantik Utara, itu akan melanjutkan operasi udara "dengan tujuan untuk sepenuhnya melaksanakan mandat PBB dan melindungi penduduk sipil di Libya."

Helikopter-helikopter tempur Apache Inggris dan Prancis bergabung dengan serangan udara untuk pertama kalinya pada Sabtu, dalam upaya mengakhiri situasi yang buntu di tanah di Libya, di mana kekuatan oposisi telah gagal untuk membuat banyak kemajuan.

Rasmussen menegaskan kembali tiga sasaran militer NATO di Libya - - menghentikan semua serangan terhadap warga sipil, penarikan pasukan pemerintah ke pangkalan dan barak mereka, dan itu dilakukan "segera dan tanpa hambatan atas akses kemanusiaan" kepada orang yang membutuhkan.

"Kami akan melanjutkan operasi kita sampai tujuan itu terpenuhi," tegasnya.

Dia mencatat bahwa jalur politik paralel juga berlangsung, di mana masyarakat internasional telah memberikan banyak tekanan pada pemimpin Libya Muammar Gaddafi agar pihaknya segera meninggalkan kekuasaan.

"Sulit membayangkan kapan berhentinya serangan-serangan terhadap warga sipil selama dia masih berkuasa," kata kepala NATO.

"Pada kenyataannya adalah bahwa kita telah jauh memerosotkan mesin perang Gaddafi. Kita melihat kemajuan rezim oposisi di Libya. Gaddafi makin dan makin terisolasi setiap hari."(*)

(Uu.H-AK/A023)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011