Jakarta (ANTARA) - ARMY, basis penggemar grup K-Pop BTS, baru-baru ini mengungkapkan kekesalannya terhadap agensi yang menaungi idola mereka, Hybe.

Mengutip The Korea Herald, Selasa, banyak penggemar mengeluh bahwa agensi bertekad menghasilkan uang dengan menjual merchandise dengan harga yang tinggi. Selain itu, Hybe juga dinilai terlalu banyak melebarkan sayap di bisnis non hiburan yang bergantung pada kekayaan intelektual BTS.

Hybe mulai melakukan pre-order untuk piyama dan bantal yang dirancang oleh Jin BTS pada Selasa melalui Weverse Shop. Namun, harganya membuat penggemar gempar, yakni 119 ribu won atau sekitar Rp1,4 juta untuk satu set piyama dan 69 ribu won atau sekitar Rp826 ribu untuk satu buah bantal.

Jin BTS bahkan mengatakan bahwa harga merchandise tersebut di luar dugaannya.

Baca juga: Suga BTS bagikan kondisi terkini usai dinyatakan positif COVID-19

Baca juga: BTS menang penghargaan di Japan Record Awards ke-63


"Meskipun aku meminta menggunakan bahan berkualitas tinggi untuk piyama, aku juga terkejut dengan harganya," tulis Jin di platform Weverse.

Beberapa penggemar yang tidak mampu membeli dengan harga tersebut mengeluh dan meminta BTS serta agensi menurunkan harga. Sementara itu, produk tersebut telah terjual habis.

"Saya mengerti bahwa perusahaan ingin menghargai usaha Jin. Tapi karena pakaian tidur terbuat dari kapas, bahkan sutra, harga terjangkau untuk produk itu bagi saya sekitar 200 ribu won," kata salah seorang penggemar BTS berusia 22 tahun bermarga Lee.

Ini bukan bukan pertama kalinya terjadi kontroversi mengenai merchandise BTS. Pada November, beberapa penggemar mempertanyakan kualitas kaset "Butter" yang mereka pesan setelah menerima barang yang tampak berbeda dari sampel foto. Agensi kemudian menawarkan pengembalian dana penuh untuk barang-barang tersebut.

Berdasarkan data Seoul Electronic Commerce Center, total 271 keluhan konsumen terkait dengan platform e-commerce Hybe dilaporkan pada Oktober tahun lalu. Jenis keluhan termasuk keterlambatan pengiriman, produk yang rusak dan keterlambatan pengembalian dan pengembalian uang.

Tahun lalu, Hybe mengumumkan bahwa mereka akan menginjakkan kaki ke bisnis non-musik, termasuk pasar non-fungible token (NFT) dan webtoon, novel web, dan materi pembelajaran bahasa Korea yang menampilkan BTS.

Tak lama setelah pengumuman tersebut, #BoycottHYBE pada satu titik menjadi trending di Twitter, di mana penggemar secara aktif menyatakan oposisi dan kemarahan mereka.

Baca juga: RM dan Jin BTS pulih dari COVID-19

Baca juga: Suga BTS pulih dari COVID-19

Baca juga: J-Hope BTS donasi Rp1,2 miliar bantu anak-anak

Penerjemah: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022