Pada awal abad ke-19, saat Yunani masih berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Ottoman, separuh dari pahatan Parthenon dipindahkan oleh diplomat Inggris Lord Elgin. Selama beberapa dekade, warga Yunani telah berulang kali meminta pahatan-pahatan itu di
Jakarta (ANTARA) - Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis meminta seluruh pahatan Parthenon disatukan kembali saat sepuluh fragmen marmer pahatan dari kuil yang berusia 2.500 tahun di bukit Acropolis itu dipindahkan dari Museum Arkeologi Nasional Yunani ke Museum Acropolis.

"Perjalanan pengembalian fragmen-fragmen ini sekaligus menyampaikan pesan yang kuat untuk penyatuan kembali seluruh bagian monumen unik bagi kemanusiaan ini," kata Mitsotakis dalam upacara resmi di Museum Acropolis, Athena, Yunani, Senin (3/1).

Fragmen-fragmen yang dikembalikan tersebut meliputi bagian dari kepala seorang kaum muda. Bagian lain dari pahatan-pahatan itu kini disimpan di Museum Louvre di Paris.
 
Pemandangan kuil Parthenon di bukit Acropolis di Athena, Yunani, pada 6 November 2019. (Xinhua/Lai Xiangdong).

Hingga saat ini, kesepuluh fragmen tersebut disimpan di gudang Museum Arkeologi Nasional.

"Ini merupakan langkah pertama, tetapi langkah sangat penting dalam upaya mengumpulkan semua bagian kecil dan besar dari patung-patung dekoratif Parthenon di sini, di Museum Acropolis, yang kini tersebar di berbagai museum di seluruh dunia," kata Mitsotakis.

 
Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis berbicara dalam upacara resmi untuk penyatuan kembali pahatan Parthenon di Museum Acropolis di Athena, Yunani, pada 3 Januari 2022. (Xinhua/Marios Lolos)


Pahatan-pahatan Yunani itu telah menjadi subyek perselisihan antara Athena dan London selama beberapa dekade. Sebagian besar pahatan tersebut saat ini dipamerkan di British Museum di London.

Pada awal abad ke-19, saat Yunani masih berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Ottoman, separuh dari pahatan Parthenon dipindahkan oleh diplomat Inggris Lord Elgin. Selama beberapa dekade, warga Yunani telah berulang kali meminta pahatan-pahatan itu dikembalikan.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2022