Jakarta (ANTARA) -
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyampaikan bahwa keputusan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas penuh seiring dengan adanya kesiapan dari unsur pendidikan serta kondisi kasus nasional yang cukup terkendali.

"Kondisi kasus nasional yang tergolong cukup terkendali maupun kesiapan unsur pendidikan dan simulasi yang telah dilakukan, keputusan PTM dengan kapasitas penuh tetap dijalankan," ujar Juru Bicara Nasional Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adi Sasmito dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
 
Selain itu, lanjut dia, beberapa kasus Omicron yang ditemukan di komunitas juga telah ditangani dengan perawatan yang dibutuhkan. "Saat ini kasus bervarian Omicron di Indonesia mayoritas masih berasal dari pelaku perjalanan," tuturnya.

Baca juga: KSP sebut PTM 100 Persen sudah pertimbangkan kesiapan warga sekolah
 
Demi menjaga kedisiplinan selama proses belajar mengajar, Wiku meminta unsur pendidikan, baik guru maupun orang tua murid untuk turut serta menjadi unsur Satgas protokol kesehatan 3M di masing-masing daerah dan terus berkoordinasi dengan Satgas COVID-19 di tingkat kabupaten/kota.

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong penggunaan teknologi seperti Quick Response Code (QR Code) dalam memantau perkembangan pandemi di klaster pendidikan.

"Kami mendorong penggunaan teknologi untuk memantau perkembangan pandemi di masing-masing satuan pendidikan. Sebagai contoh, kita sudah punya Quick Response Code (QR Code) di masing-masing sekolah," ujar Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti PhD.
 
Jika sekolah belum memiliki QR Code, Suharti meminta masing-masing sekolah untuk menghubungi dinas pendidikan. Pihaknya sudah menyiapkan masing-masing sekolah memiliki QR Code.

Baca juga: Anggota DPR minta orangtua mendukung program vaksinasi anak

Baca juga: Satgas minta PTM ditutup jika ditemukan kasus positif baru
 
Dengan demikian, sekolah akan tahu jika ada warga sekolah yang sudah divaksinasi dan yang belum mendapatkan vaksinasi. Bahkan, jika misalnya ada yang terinfeksi COVID-19, akan diberikan notifikasi ke sekolah dan pada dinas supaya dilakukan pemantauan lebih lanjut.
 
“Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa mereka yang terinfeksi atau mereka yang memiliki kontak erat bisa mendapatkan perawatan dari satuan kesehatan terdekat,” ucapnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022