Tabanan (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah ((DPD) RI Made Mangku Pastika mengajak warga Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, tetap mencintai pertanian, meskipun dihadapkan pada kondisi sulit karena dampak pandemi COVID-19.

"Pertanian harus jalan terus karena tentu semua perlu makan dan ini merupakan peluang," kata Pastika saat mengadakan kunjungan kerja ke Desa Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Selasa.

Dalamkunjungan kerja yang bertajuk "Keberadaan Subak Jatiluwih sebagai Warisan Budaya Dunia" itu diisi bincang santai dengan pengurus desa setempat dan perwakilan petani serta diserahkan pula bantuan paket bahan pokok kepada petani.

Menurut mantan Gubernur Bali dua periode itu, masyarakat Jatiluwih patut bersyukur telah mendapat anugerah alam indah, subur dan bersahabat serta masyarakat yang mau bertani.

"Karena itu, harus tetap kita pelihara. Meskipun sudah jadi pegawai, saya minta tetap menjaga alam ini, baik dengan bertani maupun beternak. Jangan tinggalkan pertanian, namun tetap menjaga budaya yang ada," ujarnya.

Baca juga: Tabanan siapkan tiga objek wisata untuk kunjungan wisman pada Juli

Pertanian yang dikembangkan itu hendaknya juga yang mengadopsi teknologi sehingga masyarakat Jatiluwih bisa bergerak maju tanpa meninggalkan kearifan lokal yang dimiliki.

Pastika menambahkan, Jatiluwih merupakan Warisan Budaya Dunia yang telah diakui Unesco dan juga sebagai daerah pariwisata memiliki potensi besar untuk dikembangkan dalam program "Work from Bali".

Namun anggota Komite II DPD RI itu mengatakan, harus didukung dengan infrastruktur jalan yang baik dan akses telekomunikasi atau sinyal yang lancar sehingga sekaligus dapat mendukung pemasaran hasil pertanian.

"Kita tidak boleh menyerah di tengah situasi pandemi saat ini. Memang sulit memprediksi apa bisa pariwisata kita kembali seperti dulu?," ujarnya.

Karena itu, penting selalu berinovasi dan kreatif dengan memanfaatkan potensi yang ada dan menggunakan waktu yang ada untuk hal-hal yang berguna.

Baca juga: Mentan: Perkuat pertanian dengan pelestarian adat budaya

Kasi Pemerintahan Desa Jatiluwih I Gde Putu Alit Sudiatmika mengatakan, dengan berkembangnya Desa Jatiluwih, ratusan tenaga kerja sebelumnya dapat terserap di sektor pariwisata.

Namun, pandemi COVID-19 telah menyebabkan pendapatan menurun karena turunnya kunjungan ke daerah wisata tersebut. Selain itu, akhir-akhir ini akibat pengaruh cuaca juga telah menyebabkan harga sejumlah komoditas pertanian menurun.

"Ketika antusiasme masyarakat tinggi untuk bertani, namun hasil pertanian tidak maksimal, hal ini juga telah menurunkan semangat warga kami untuk bertani," katanya.

Di samping itu, sejumlah lokasi di kawasan Jatiluwih masih mengalami "blank spot" sehingga menyulitkan untuk akses komunikasi.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022