London (ANTARA) - Johnson & Johnson mengatakan pada Kamis (6/1) bahwa sebuah penelitian di lapangan menunjukkan vaksin COVID-19 suntikan tunggalnya melindungi penerima dari infeksi dan rawat inap hingga enam bulan.

Studi yang disponsori oleh pengembang vaksin itu dilakukan mulai 1 Januari hingga 7 September tahun lalu, sebelum varian Omicron ditemukan. Studi itu juga masih harus ditinjau oleh rekan sejawat.

J&J mengatakan perlindungan terhadap infeksi dari vaksin dosis tunggalnya mulai berkurang hanya dari bulan keempat dibandingkan dengan bulan kedua dalam kasus vaksin dua dosis dari pesaingnya Pfizer Inc dan BioNTech serta Moderna.

Tidak ada penurunan perlindungan yang ditemukan pada pasien yang dirawat intensif untuk ketiga vaksin tersebut, kata J&J.

Perusahaan itu mengatakan penelitian itu dilakukan dengan mengumpulkan klaim dan data laboratorium yang mencakup 168 juta orang.

Sumber: Reuters

Baca juga: 'Booster' Johnson & Johnson 84 persen efektif cegah rawat inap
Baca juga: Afrika Selatan setujui 'booster' COVID Johnson & Johnson
Baca juga: Respons antibodi penerima J&J lebih kuat jika diberi "booster" mRNA

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022