Jayapura (ANTARA) - Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano (BTM) meminta warga agar peduli terhadap lingkungan dan tidak merusak hutan.

Bencana alam tanah longsor dan banjir disebabkan ulah manusia yang terus merusak dan merambah hutan serta membangun rumah di lereng gunung.

Dari hasil pantauan di beberapa lokasi yang terjadi banjir dan longsor itu selain disebabkan curah hujan tinggi juga terjadi penyempitan di kali atau sungai kecil akibat pembangunan serta tertumpuk sedimen hingga meluap dan menggenangi pemukiman penduduk, kata Wali Kota BTM kepada Antara, Jumat.

Saat ini jumlah penduduk Kota Jayapura terus bertambah hingga banyak yang memilih membangun di lereng gunung dan daerah resapan air yang sebetulnya tidak diizinkan untuk dibangun, namun tetap membangun dengan izin dari masyarakat adat.

Baca juga: BPBD Kota Jayapura siapkan makanan siap saji untuk korban banjir

Baca juga: Wapres minta BNPB segera lakukan penanggulangan korban banjir Jayapura


Beberapa lokasi banjir memang sudah menjadi langganan yang diperparah kali penuh dengan sedimen baik yang hanyut dari hutan maupun faktor lainnya.

Karena itu pihaknya berharap agar masyarakat yang bermukim di sekitar lereng gunung tetap waspada mengingat curah hujan masih tinggi.

Waka Polresta Jayapura Kota AKBP Suprapto secara terpisah mengatakan tujuh korban meninggal akibat longsor yang terjadi, Jumat dini hari, di empat wilayahnya yakni tiga orang di Nirwana, dua orang di Bhayangkara, serta di APO Bengkel dan Klofkam masing-masing satu orang.

Saat ini korban sudah dievakuasi, namun belum semua diketahui identitasnya, kata AKBP Suprapto.*

Baca juga: Tim SAR gabungan evakuasi warga di Pasar Youtefa, Abepura

Baca juga: Pemprov Papua buka dapur umum bagi korban banjir di Jayapura

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022