Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2022 berada pada kisaran 5 - 5,5 persen atau lebih baik ketimbang 2021. Sementara itu, Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini berada di kisaran 4,7 - 5,5 persen atau lebih tinggi dari 3,2 - 4 persen pada 2021. 
 
Prediksi ini pun diamini oleh industri asuransi, yang diproyeksikan mengalami pertumbuhan cukup signifikan di 2022. 
 
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat, pendapatan premi asuransi umum sampai dengan Kuartal III 2021 sebesar Rp55,1 triliun, bertumbuh sebesar 2,2 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 53,8 triliun. 
 
Adapun, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat premi asuransi jiwa di Indonesia hingga Oktober 2021 meningkat 7,85 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. 
 
Mengacu kinerja asuransi umum dan jiwa yang positif hingga akhir 2022 tersebut, PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re, badan usaha milik negara (BUMN) di sektor perasuransian, optimistis memaksimalkan peluang bisnis pada 2022 kendati masih dibayangi oleh dampak pandemi Covid-19. 
 
Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu mengatakan, sejalan dengan proyeksi pemerintah, pertumbuhan ekonomi nasional pada 2022 lebih menjanjikan dibandingkan dua tahun sebelumnya yang dihadapkan pada tantangan akibat penyebaran wabah. 
 
"Melihat pertumbuhan ekonomi makro yang cukup positif, tentunya hal ini akan berdampak pada industri asuransi yang diharapkan juga akan mengalami pemulihan dan bertumbuh pada 2022,” ujarnya, Kamis (6/1/2021). 
 
Di samping itu, optimisme Indonesia Re untuk mencatatkan kinerja yang lebih baik pada tahun ini didukung dengan pengalaman yang telah dilewati perseroan dalam dua tahun terakhir menghadapi dampak pandemi Covid-19. 
 
Menurut Benny, Indonesia Re telah merancang langkah mitigasi untuk mengantisipasi risiko yang mungkin muncul di tengah merebaknya ancaman dari penyebaran varian baru Covid-19, yakni Omicron. 
 
“Kita sudah dua tahun, yakni sejak Maret 2020, dimana bisnis terdampak langsung oleh Covid-19. Kami melihat dan sudah memasukkan [pengalaman] ke rencana bisnis untuk bisa mengantisipasi dampak Covid-19 itu sendiri,” tegasnya. 
 
Adapun strategi pada 2022, Benny menjelaskan, perusahaan pelat merah ini akan meningkatkan manajemen risiko dengan mengkaji ulang sejumlah lini bisnis yang berpotensi klaim/loss tinggi dengan tetap melanjutkan proses digitalisasi dan efisiensi operasi.
 
Sementara itu, Direktur Teknik dan Operasi Indonesia Re Erickson Mangunsong memerinci, asuransi harta benda atau properti menjadi salah satu lini bisnis yang potensial dipacu pada tahun ini. Selain itu, asuransi pengangkutan atau marine cargo diyakini juga akan mengalami pertumbuhan. 
 
“Untuk menjalankan bisnis yang sustain, kami juga akan meninjau ulang produk dengan potensi klaim tinggi, contohnya dengan mengkaji ulang pricing,” tukasnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022