Kalau terus disedot, ini akan terus menurun
Jakarta (ANTARA) - Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengatakan penggunaan air tanah secara berlebihan dibatasi di wilayah itu untuk mencegah penurunan permukaan tanah (land subsidence), terutama di sepanjang kawasan pesisir yang terancam limpasan air laut saat pasang (rob).

"Karena kita bisa lihat di tanggul-tanggul, tinggi permukaan tanah kita sudah di bawah permukaan air laut. Ini karena 'land subsidence', penurunan permukaan tanah. Kalau terus disedot, ini akan terus menurun," kata Ali saat ditemui wartawan di  Jakarta Utara, Jumat.

Oleh karena itu, Ali meminta pengertian warga bersama-sama untuk menaati aturan pelarangan penggunaan air tanah yang akan segera berlaku itu.

"Jangan sampai ada yang melanggar dan tidak ada lagi yang menyedot air tanah berlebihan di Jakarta Utara," kata Ali.

Baca juga: Kementerian PUPR-Pemda DKI sinergi bangun sistem penyediaan air minum

Di Jakarta Utara, air bersih akan dipasok dari PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan Aetra hingga ke pelosok-pelosok. Di sisi timur dengan Aetra, sedangkan di sisi barat dengan Palyja.

Sementara penyambungan pipa terus dilakukan, namun Ali tak menampik jika masih ada lokasi yang belum terjangkau pelayanan air perpipaan tersebut.

Jika demikian, maka pemerintah akan menyiapkan program pemasok air dari master meter.

"Di Jakut, dari PAM, Palyja dan Aetra suplai air bersih perpipaan. Jadi, sudah kita suplai sampai pelosok-pelosok. Kalau belum sampai perpipaannya, ada sedikit atau beberapa lokasi saja yang disiapkan dengan master meter, disuplai dengan air-air bersih melalui master meter di sana," kata Ali.

Baca juga: Pemkot Jakbar pantau perkantoran yang masih gunakan air tanah

Ia menambahkan, dari master meter, suplai ke wilayah yang belum tersuplai perpipaan dibawa dengan gerobak-gerobak itu.

"Program ini kemarin sudah sampai Kamal Muara, sudah hampir 70-80 persen daerah sana yang tersuplai perpipaan air bersih. Jadi, mungkin insya Allah tahun ini tuntas semua," tambah Ali.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022