Jakarta (ANTARA News) - Wapres FIFA Pangeran Ali bin Al Hussein saat melakukan pertemuan dengan Ketua Komite Normalisasi (KN) Agum Gumelar menanyakan alasan penundaan Kongres PSSI yang seharusnya dilakukan 30 Juni 2011.

"Saya jelaskan bahwa dari hasil koordinasi KN dengan AFC diputuskan bahwa kongres dilakukan empat minggu setelah undangan dikirim ke pemilik suara. Hal itu dilakukan agar ke depannya tidak ada permasalahan," kata Agum usai bertemu Wapres FIFA di Jakarta, Selasa.

Sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh KN yang sebelum melakukan korespondensi dengan AFC dan akhirnya setujui oleh FIFA, Kongres PSSI diundur hingga 9 Juli nanti. Untuk lokasi kongres tetap pada keputusan semula yaitu di Solo, Jawa Tengah.

Untuk pengiriman undangan kepada seluruh pemilik suara sah PSSI, calon ketua umum, wakil ketua umum serta anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2015 telah dilakukan oleh Komite Normalisasi sejak Jumat (10/6).

Selain menanyakan penundaan kongres, pangeran asal Jordania itu juga sempat menanyakan alasan kenapa George Toisutta dan Arifin Panigoro dilarang maju dalam pencalonan pengurus PSSI.

"Saya bilang itu keputusan FIFA. Kalau bagi KN keputusan apapun tidak masalah. Jika FIFA mengijinkan Pak George dan Pak Arifin maju maka bukan masalah, akan kami laksanakan," kata Agum menambahkan.

Mantan Menteri Perhubungan itu mengaku sempat kaget dengan adanya pertemuan dengan Wapres FIFA Pangeran Ali bin Al Hussein karena pihaknya tidak mengundang salah satu petinggi federasi sepak bola dunia itu.

Hanya saja saat ke Markas FIFA di Zurich, Swiss, beberapa waktu lalu, kata dia, sempat bertemu dengan Pangeran Ali dan menyatakan keinginannya untuk ke Indonesia.

"Yang jelas Pangeran Ali sangat mendukung pelaksanaan kongres agar berjalan dengan lancar," kata mantan Ketua Umum PSSI periode 1999-2003 itu.

Wapres FIFA sebelum bertemu dengan Ketua Komite Normalisasi juga bertemu dengan Menpora Andi Mallarangeng. Pada pertemuan itu dibahas seputar kongres dan perkembangan sepak bola Indonesia pasca kongres berakhir.(*)

(T.B016/I007)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011