S.P.A.C.E merupakan bentuk kebanggaan dan apresiasi kami kepada seluruh murid dan keluarga.
Jakarta (ANTARA) -
Acara yang digelar di JHL Solitaire Gading Serpong, Tangerang Selatan, Banten, hari ini menampilkan kreasi cerita anak-anak berbahasa Mandarin yang menggambarkan persepsi mereka tentang dunia sebelum dan sesudah masa pembatasan sosialisasi akibat pandemi COVID-19.
Baca juga: Dokter ingatkan orang tua jaga imunitas anak selama pandemi
Selama pandemi COVID-19, StoryChopsticks telah mengubah kurikulum pembelajaran dari offline menjadi online.
"Kami percaya bahwa program kurikulum online yang kami kembangkan merupakan program yang efektif dalam mendidik anak-anak dalam mempelajari Bahasa Mandarin. Tidak hanya itu, pada saat yang bersamaan, kami juga berharap dapat membimbing mereka agar dapat lebih kreatif serta menciptakan karya yang menginspirasi," kata dia.
Baca juga: Orang tua perlu waspadai gangguan psikologis pada anak selama pandemi
StoryChopsticks ingin menunjukkan bahwa meskipun anak-anak menjalani proses pembatasan sosial di rumah, mereka dapat mengekspresikan perasaan mereka melalui lukisan.
Yuanxin menegaskan, alih-alih memberikan rasa takut akan pandemi ini, StoryChopsticks mengajak murid-muridnya untuk dapat terus tertawa, tetap menikmati masa tumbuh kembang mereka, dan tentunya memperluas persahabatan lewat teman kelas virtual mereka.
"Kami ingin mengubah persepsi mengenai pembelajaran bahasa asing yang monoton dan membosankan, serta memberikan pilihan kepada masyarakat mengenai metode yang dapat menumbuhkan kreativitas melalui pembelajaran Bahasa Mandarin yang kami berikan," katanya.
Baca juga: DKI segera laksanakan vaksinasi anak umur 6-11 tahun
Baca juga: Kegiatan seni jadi solusi atasi stres pada anak saat pandemi
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022