Yang penting bukan hanya menanam tetapi menanam dan merawat
Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB University dan peneliti di Center for International Forestry Research (CIFOR) Prof. Herry Purnomo mengatakan gerakan penanaman pohon yang dilakukan oleh banyak pihak perlu disertai dengan perawatan untuk memastikan kelestariannya.

Dihubungi oleh ANTARA dari Jakarta pada Senin, Herry mengatakan gerakan penanaman yang dilakukan oleh berbagai unsur masyarakat berpengaruh dalam usaha menekan deforestasi di Indonesia.

"Itu berpengaruh, tapi yang penting bukan hanya menanam tetapi menanam dan merawat. Yang susah merawat," jelas Herry.

Proses menanam pohon, ujarnya, tidak akan memakan waktu yang lama. Namun, justru perawatan usai penanaman pohon yang membutuhkan komitmen jangka panjang untuk memastikan kelestarian tanaman tersebut.

Baca juga: Tobasa Raih Juara Gerakan Tanam Pohon

Baca juga: KLHK: Luas tutupan hutan Indonesia capai 95,6 juta hektar


Selain itu, gerakan penanaman pohon juga bisa dilakukan dengan jenis tanaman yang dapat menghasilkan sehingga tidak hanya berhenti di penanaman tapi bisa dilakukan panen.

"Memanen itu bagus, artinya kita menanam tapi juga mendapatkan manfaat. Jadi jangan hanya menanam," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, dia juga menyampaikan apresiasi bahwa angka deforestasi netto Indonesia pada 2019-2020 mengalami penurunan menjadi 115.459 hektare. Angka itu memperlihatkan penurunan drastis dari deforestasi netto 2018-2019 sebesar 462,4 ribu hektare.

Untuk terus menekan deforestasi dan mencapai penyerapan bersih atau net sink karbon sektor kehutanan dan penggunaan lahan lain (forestry and other land use/FoLU) pada 2030, dia mengatakan perlu ada pembenahan kawasan hutan.

"Membenahi kawasan hutan terutama di hutan produksi yang alih fungsi lahan menjadi perkebunan, ini harus dicegah," ujarnya.

Baca juga: Indonesia, 100 pemimpin dunia janji 2030 sudah hentikan deforestasi

Baca juga: Peneliti: Penurunan kebakaran hutan karena peran berbagai pihak

 

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022